Mata Indoensia, Yogyakarta – Perang Palestina-Israel yang terjadi di Jalur Gaza, memberikan dampak ekonomi di sejumlah wilayah di dunia. Termasuk DIY yang mengalami fluktuasi permintaan barang ekspor.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan bahwa permintaan ekspor yang fluktuasi, dalam arti berkurang dan bertambah secara tak menentu juga disebabkan perang Ukraina-Rusia.
“Selain perang Ukraina-Rusia, ditambah perang Palestina-Israel berdampak pada ketidakstabilan ekonomi. Hal ini juga berpengaruh terhadap perlambatan ekonomi di negara mitra Indonesia, seperti Amerika dan juga Tiongkok yang permintaan barang dari DIY turun,” kata Syam Senin 13 November 2023.
Syam menjelaskan bahwa sebelum adanya perang tersebut, permintaan ekspor tiap akhir tahun dari DIY selalu meningkat. Namun terjadinya perang besar di negara-negara tersebut justru memberi dampak besar.
“Kalau akhir tahun banyak terjadi kenaikan ekspor. Tetapi pengaruh kondisi global ini jadi tak menentu setiap bulannya,” kata dia.
Dari data BPS DIY, permintaan barang ekspor di DIY pada Oktober 2023 mencapai 37,1 juta dolar turun 7,48 persen dari 40,1 juta dolar pada bulan September.
Ekspor dari sektor pertanian turun menjadi 0,2 juta dolar sementara dari industri pengolahan sebesar 36,9 juta dolar.
Statistik Ahli Madya BPS DIY mengatakan bahwa ekspor jenis pakaian jadi bukan rajutan paling banyak diminta saat ini. Jumlahnya mencapai 12,3 juta dolar atau sekitar 32,88 persen. Selanjutnya urutam kedua adalah perabotan dan penerangan rumah tangga 4,7 juta dolar atau sekitar 12,67 persen.
Pada peringkat ketiga adalah barang dari kulit sebesar 4,3 jura dolar atau 11,59 persen.