Lonjakan Covid-19 di Kudus dan Bandung karena Masyarakat Lalai Terapkan 5M

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Wilayah Bandung dan Kudus mengalami lonjakan kasus corona (covid-19) pasca libur lebaran. Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan,SpP pun ikut menanggapi fenomena ini.

Ia mengatakan, lojakan kasus corona di dua wilayah tersebut sebagai imbas ketidakdisiplinan masyarakat dalam menerapkan pola hidup yang sehat dan mengabaikan larangan mudik yang digaungkan pemerintah.

“(Kalau masyarakat patuh) Sepertinya tidak akan semeledak sekarang. Ada juga faktor implementasi 5 M dari mayarakat yang lemah dan tidak berjalan optimal,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Jumat 4 Juni 2021.

Selanjutnya Erlina mengatakan lonjakan kasus corona di dua wilayah tersebut sudah bisa diprediksi, saat masyarakat ramai-ramai mudik pada lebaran kemarin.

“Seharusnya semua yang dari luar kota atau mudik walaupun negatif hasil tes antigen ataupun PCR-nya, tetap harus isoman selama 2 minggu,” katanya.

Ia pun menyarankan agar ke depannya masyarakat dan pemerintah perlu bersinergi untuk meredam penyebaran kasus corona di Kudus dan Bandung.

“Harus ada Tracing dan Testing dipotimalkan dan isolasi yang cepat, bila ditemukan kasus positif. Intinya 3 T harus masif,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini