MATA INDONESIA, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai menyiapkan prosedur menuju ‘new normal’ terutama di area publik seperti Stasiun MRT, LRT dan stasiun KRL.
Orang nomor satu ini meninjau kesiapan stasiun untuk beroperasi di bawah kondisi normal yang baru di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi memutuskan untuk menerjunkan aparat TNI dan Polri di titik titik keramaian. Hal itu untuk mendisiplinkan masyarakat di lapangan untuk mencegah terinfeksi corona.
“Saya ingin memastikan mulai hari ini TNI dan Polri akan ditempatkan di titik titik keramaian dalam rangka lebih mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti program kesehatan sesuai dengan PSBB,” katanya.
Pendisiplinan ini akan digelar di empat provinsi dan 25 kabupaten dan kota pada hari ini. Jokowi berharap dengan adanya aparat masyarakat bisa lebih disiplin di lapangan.
“Kita harapkan nantinya dengan dimulainya TNI dan Polri ikut secara masif mendisiplinkan masyarakat, menyadarkan masyarakat, mengingatkan masyarakat kita harapkan kurva dari penyebaran Covid akan semakin menurun,” katanya.
Jokowi berharap dengan masifnya keterlibatan anggota TNI-Polri mendisiplinkan masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan Covid-19 akan membuat kurva penyebaran virus corona di tanah air menurun.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan kurang lebih 340 ribu aparat gabungan TNI dan Polri akan dikerahkan untuk mendisiplinkan masyarakat di 1.800 objek keramaian seperti di tempat lalu lintas masyarakat, mal, pasar tradisional, tempat pariwisata, dan lain-lain.
Ia menjelaskan, aparat gabungan tersebut akan mengawasi masyarakat agar terus mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan juga menyiapkan tempat cuci tangan maupun menyediakan hand sanitizer. Dalam tahap pertama ini, pemerintah juga akan mengatur perizinan layanan operasi tempat perbelanjaan seperti mall dan juga tempat makan.
“Tahap pertama akan kita atur contohnya adalah mal yang kapasitasnya 1.000 orang mungkin akan kita izinkan untuk 500 saja dan akan kita awasi, termasuk juga rumah makan harusnya mungkin 500, kita batasi mungkin hanya 200 saja,” katanya.
Kalau saya setuju aja, tp kalau sekolah jangan dibuka dulu tetap belajar online, karna anak2 sangat rentan, kalau sempat pemerintah buka sekolah anak saya tidak akan masuk sekolah karna percuma saja selama ini belajar online dirumah toh juga virusnya tidak tuntas habis atau vaksin nya belum ada.. saya jadi teringat waktu nunggu hujan berhenti di pinggir jalan karna gk bawa jas hujan trus hujan nya gak berhenti2 dan saya gak bisa pulang mendingan saya pulang aja biar kena hujan. Seperti itu toh new normal seharusnya pemerintah tidak begitu cara nya tuntaskan virus ini dan buat vaksinnya.