Ekonomi Digital RI Tertinggi di ASEAN

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi digital di Indonesia mencatat peningkatan signifikan, terutama sejak pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi digital Indonesia tumbuh 49 persen dari 47 miliar dolar AS pada tahun 2020.  Menjadi 70 miliar dolar AS pada tahun 2021.

Angka ini akan terus meningkat dan akan mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025. Nilainya menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.

“Ini tentu merupakan nilai atau volume tertinggi dengan negara-negara ASEAN lainnya,” kata Sri Mulyani dalam IFG International Conference 2022 di Jakarta, Senin 30 Mei 2022.

Ia meyakini, transformasi digital yang tumbuh pesat ini akan berdampak luas bagi perekonomian, pemerintah, serta masyarakat luas. Pertumbuhannya diproyeksi pesat dan eksponensial.

Hal ini, tak lepas dari penetrasi selama pandemi. Menurut kajian McKinsey, akselerasi digital selama pandemi setara dengan tiga tahun adopsi teknologi.

“Sektor keuangan Indonesia menghadapi tren yang berpotensi menciptakan disrupsi dan inovasi masa depan melalui ekonomi digital dan keuangan berkelanjutan,” katanya.

Dia menjelaskan, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital RI karena dukungan populasi anak muda yang telah terbiasa dengan teknologi (tech savvy) serta penetrasi internet yang relatif tinggi.

Menurut Sri Mulyani, rambatannya akan positif pada sektor keuangan. Secara berkelanjutan, ekonomi baru ini akan membuka peluang bagi sektor jasa keuangan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini