MATA INDONESIA, JAKARTA-Tertangkapnya Bupati Bogor, Ade Yasin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menambah deretan nama kepala daerah yang terjerat hukum karena kekuasaan.
Menyandang nama Yasin memang menjadi selalu menjadi sorotan, terutama di Bogor. Pasalnya, nama yasin juga kental melekat pada bupati sebelumnya, Rachmat yasin yang sempat menjabat dua periode, namun terhenti langkahnya karena tersandung kasus gratifikasi dan tertangkap tangan oleh KPK.
Diketahui Rachmat Yasin kena OTT pada 7 Mei 2014. Dalam OTT terhadap Rachmat Yasin saat itu, tim KPK mengamankan uang miliaran rupiah. Uang itu adalah uang suap untuk sang pejabat terkait pengurusan lahan di Puncak dan Sentul.
Rachmat kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam dua kasus dugaan korupsi. Pada kasus pertama, Rachmat diduga menyunat anggaran SKPD senilai Rp 8,9 miliar untuk keperluannya, termasuk kampanye pada Pilkada 2013 dan Pileg 2014.
Kasus kedua, Rachmat diduga menerima gratifikasi berupa 20 hektare lahan dan mobil Toyota Vellfire. Gratifikasi berupa lahan diduga diterimanya terkait pengurusan izin pesantren di kawasan Jonggol, sedangkan gratifikasi mobil diduga diterima dari seorang pengusaha.
Rachmat kini diketahui divonis 2 tahun 8 bulan penjara atas kasus gratifikasi oleh PN Tipikor Bandung pada April 2021. KPK telah eksekusi Rachmat di LP Kelas 1 Sukamiskin.
Perlu diketahui, sepertinya Ade Yasin bakal mengikuti jejak sang kakak kandung untuk menikmati dinginnya jeruji hotel prodeo. Pasalnya, wanita yang bernama lengkap Ade Munawaroh Yanuar ini harus ikut terjerat kasus suap yang langsung ditangani oleh KPK.
Nama Yasin sendiri memang sangat berpengaruh di Kabupaten Bogor. karena sang kakak Rachmat Yasin tidak serta merta duduk sebagai bupati, namun memang meniti karirnya dari bawah sebagai anggota dewan di DPRD Kabupaten Bogor.
Begitu pula dengan yang dilakukan oleh Ade Yasin. Dirinya pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor Fraksi PPP dari tahun 2014 hingga 2018. Karirnya cukup cemerlang di DPRD, pasalnya dia pernah menjadi Ketua Komisi I DPRD Bogor. Tidak hanya itu Ade Yasin pernah menjabat sebagai ketua DWP PPP Jawa barat tahun 2015-2022.
Lalu, Ade Yasin menyalonkan diri sebagai calon bupati di dampingi calon wakil bupat, Iwan Setiawan pada tahun 2018, pasangan ini mendapat nomor urut 2 dan didukung tiga partai politik, yakni PPP, PKB, partai Gerindra dan akhirnya memang.
Dan masa kepemimpinan beliau masih tersisa setahun lagi hingga tahun 2023. Namun langkahnya terhenti akibat kejadian ini. Karena dipastikan jika tidak ada kasus ini, kemenangan dua periode sudah di depan mata dan dipastikan dinasti Yasin tetap berkuasa.
Nama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memang kokoh di Kabupaten Bogor, sejak digawangi oleh Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin, dan trah itu dilanjutkan oleh sang Adik, Ade Yasin.
Tak sampai disana, sang istri Mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin, Elly Halimah Yasin saat ini menjabat sebagai anggota legislatif, pada 1 Oktober 2019 dari PPP di DPR RI.
Direktur Democracy Electoral and Empowerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi mengatakan kasus OTT ini selain akan “mengakhiri” penguasaan trah Yasin di kabupaten bogor, juga akan sangat berpengaruh terhadap prospek suara PPP tidak hanya di Bogor, tapi juga di Jawa Barat dan Indonesia.
“Karena posisi Ade Yasin merupakan ketua DPW PPP Jawa Barat,” ujarnya.