Debat Kelima Lebih Santai, Ganjar Kuasai Isu Budaya, Anies dan Prabowo Tunjukkan Kesan Positif untuk Pemilih

Baca Juga

Mata Indonesia – Debat capres dan cawapres kelima telah berakhir. Ditutup dengan adu argumen para capres yang terdiri dari Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, debat kali ini terasa lebih santai.

Padahal sebelumnya, dua kandidat capres kerap menyindir dan memberi serangan saa berdebat. Sebut saja Anies Baswedan yang membahas kepemilikan tanah Prabowo Subianto di mana para TNI di Indonesia nyaris tak memiliki rumah.

Terlepas dari debat sebelumnya yang berjalan panas, para kandidat capres menunjukkan performa yang dinilai cukup baik di debat terakhir ini, berikut ulasan dari beberapa pakar Guru Besar dan pengamat politik.

Ganjar Pranowo

Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Laksono mengatakan hanya Ganjar Pranowo yang mampu menyelami ranah inspirasi untuk kehidupan bersama di tengah kasus seniman Butet Kartaredjasa.

“Paslon 3 (Ganjar) mampu menyelami ranah gagasan atau ranah inspirasi untuk kehidupan bersama meski dengan kasus proses kreasi seni (Butet) yang terbelenggu,” kata Laksono, Selasa 6 Februari 2024.

Laksono tak menampik pada sesi pertanyaan dan materi kebudayaan, Ganjar lebih menguasai kondisi tersebut. Jawaban yang diberikan bisa hampir sempurna.

“Kalau yang jawabannya nyaris sempurna atas pertanyaan saya hanya nomor tiga,” kata dia.

Anies Baswedan

Pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Wawan Mas’udi, mencatat sejumlah aspek penting dari jalannya debat kelima. Salah satu poin yang mencuat adalah pergeseran fokus debat menuju isu-isu substansial dengan penurunan penggunaan trik atau gimmick.

Wawan menyoroti perubahan tersebut sebagai peningkatan ke arah programatik yang lebih signifikan. Termasuk yang dilakukan Anies Baswedan.

“Dapat dilihat bahwa debat ini lebih mengedepankan aspek programatik dengan penggunaan gimmick yang minim, namun menghadirkan lebih banyak program serta solusi terkait kebutuhan yang dibahas sebelumnya,” ungkapnya.

Anies yang cukup mengusai ranah pendidikan bisa menyihir dua kandidat lain. Bahkan pengalamannya sebagai mantan Menteri Pendidikan mendapat apresiasi dari Prabowo Subianto.

Wawan menilai bahwa kandidat-kandidat berupaya menciptakan kesan positif di mata pemilih. Kesannya diharapkan dapat melekat pada pemilih yang memiliki hak suara.

“Dalam debat kelima ini, saya melihat bahwa setiap kandidat berusaha memberikan kesan positif terakhir kepada publik. Dengan disiarkan ke seluruh penjuru negeri melalui berbagai media, menciptakan kesan positif ini menjadi krusial,” tambah Wawan.

Prabowo Subianto

Ketum Gerindra sendiri ikut membangun kesan positif di debat kelima ini. Wawan melihat bahwa ada perbedaan pendekatan antar-kandidat dalam mencapai tujuan tersebut.

Prabowo Subianto memang cukup tegas dengan program makan gratisnya karena baginya hal itu menjadi solusi untuk meminimalisasi stunting. Meski pada akhirnya, Ganjar mengingatkan yang dilakukan paslon nomor urut 2 itu adalah perbaikan gizi, bukan mencegah stunting.

Kesan untuk positif di depan publik menjadi salah satu yang dilakukan para capres di debat kelima.

Menurut Wawan melalui pembentukan kesan ini, diharapkan masyarakat dapat membentuk memori yang lebih kuat terkait dengan karakter masing-masing kandidat.

Konklusi

Wawan juga menyoroti bahwa lima debat Pilpres seharusnya memberikan referensi yang lebih komprehensif bagi pemilih, termasuk informasi mengenai karakter kandidat, isu-isu yang diusung, dan program-program yang ditawarkan.

“Referensi ini seharusnya telah memberikan pemahaman yang lebih lengkap bagi pemilih mengenai semua aspek kandidat, baik dari segi program, isu, maupun karakter personal,” tegasnya.

Selain itu, Wawan menyatakan bahwa program-program yang disusun oleh calon presiden dan calon wakil presiden dapat menjadi pertimbangan penting bagi pemilih, terutama bagi kelompok pemilih yang masih ragu-ragu atau undecided voters maupun swing voters.

“Semoga debat kemarin dapat menjadi pertimbangan, terutama mengingat angka pemilih yang masih bimbang ini cukup signifikan, di atas 10 persen menurut survei,” paparnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini