Mata Indonesia, Kulon Progo – Pemkab Kulon Progo resmi meluncurkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) pada Rabu, 23 Juli 2025.
Kehadiran KDMP diharapkan mampu menggerakkan sektor ekonomi lokal dengan mengelola berbagai potensi desa secara produktif dan berkelanjutan.
Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, menyampaikan bahwa kalurahan dapat memanfaatkan aset milik Pemkab yang belum digunakan secara optimal.
Misalnya, gedung-gedung yang saat ini belum dimanfaatkan bisa dialihfungsikan untuk kegiatan operasional koperasi desa.
“Bangunan yang tidak terpakai seperti gedung sekolah atau puskesmas dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan KDMP,” ujar Agung, dikutip Jumat 25 Juli 2025.
Menurut Agung, pemanfaatan aset daerah ini bisa dilakukan melalui skema hibah.
Saat ini, pihaknya sedang mengkaji regulasi agar proses hibah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Pemkab Kulon Progo mencatat masih banyak gedung milik daerah yang belum difungsikan, mulai dari bekas sekolah dasar hingga fasilitas kesehatan.
Aset-aset ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan kalurahan dan masyarakat, khususnya dalam mendukung program ekonomi berbasis koperasi.
“KDMP menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan yang dapat memberdayakan masyarakat secara langsung,” tambah Agung.
Pemkab juga berkomitmen memberikan pendampingan dan optimalisasi operasional bagi KDMP agar koperasi ini bisa berjalan secara maksimal.
Dukungan ini mencakup pembentukan, pelatihan, hingga monitoring kegiatan usaha koperasi.
Agung berharap, KDMP bisa memperkuat ekosistem ekonomi lokal yang berbasis potensi desa dan dikelola secara berkelanjutan.
Program ini sejalan dengan visi pemerataan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Kulon Progo.
Salah satu KDMP yang telah resmi dibentuk berada di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo.
Ketua KDMP Srikayangan, Agus Wibowo, menjelaskan bahwa koperasi desa ini akan fokus pada peningkatan pemasaran produk bawang merah, yang menjadi komoditas unggulan daerah tersebut.
Menurut Agus, keberadaan KDMP akan membantu para petani menjadi lebih mandiri, khususnya dalam mengelola hasil panen dan mengakses kebutuhan pertanian seperti bibit dan pupuk.
“Melalui koperasi, petani bisa menghasilkan produk bawang merah yang lebih berkualitas serta memiliki daya saing pasar,” ujar Agus.
