MATA INDONESIA, JAKARTA – Tingkat amarah bisa diukur dari cara seseorang dalam merespinse hal-hal yang bersifat sepele. Amarah bisa saja timbul bagi sebagian orang ketika dalam momentum tertentu misalnya saat diserobot antreannya di kasir hingga disalip kendaraan ketika mengemudi. Hal ini memperlihatkan bahwa kontrol kemarahan seseorang rendah.
Kondisi tersebut tidak baik untuk kesehatan karena amarah yang meluap bisa berakibat destruktif yang mengarah pada gangguan jantung. Mengutip dari Mayo Clinic ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengontrol amarah.
Pertama yaitu berpikir sebelum berbicara. Hal ini penting untuk mencegah penyesalan akibat emois yang meledak. Sebaiknya mempertimbangkan kalimat yang hendak diucapkan, apakah berpotensi menimbulkan sesal atau tidak.
Kedua adalah mengekspresikan kemarahan saat emosi sudah mereda. Mungkin terdengar cukup aneh namun dengan banyak menimbang sejumlah hal umumnya emosi akan mereda.
Ketiga yaitu dengan berolahraga. Aktivitas ini mampu menurunkan stres dan meredakan amarah. Aktivitas yang bisa dilakukan yaitu berlari kecil di sekitar rumah atau bersepeda untuk mencari udara segar.
Keempat yaitu mencoba untuk beristirahat. Seseorang yang sedang marah sebaiknya bisa mengambil waktu untuk istirahat dan menghela napas. Pada momentum ini, seseorang bisa melakukan hal yang disenangi. Maka mood akan kembali netral dan tidak dipenuhi oleh kemarahan.
Terakhir adalah fokus mencari solusi. Hal ini lebih baik dilakukan dibandingkan meluapkan amarah. Jika solusi sudah ditemukan maka setiap permasalahan bisa diselesaikan tanpa meluapkan amarah.