Ya Ampun! Noel Gallagher Tak Percaya Covid-19, Tolak Pakai Masker

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANCHESTER – Musisi sekaligus mantan gitaris band Oasis, Noel Gallagher menentang aturan pemerintah Inggris dengan menolak memakai masker di tengah pandemi Covid-19.

Sejak Covid-19 menyebar di seluruh dunia, memakai masker adalah salah satu cara untuk meminimalisir penularan virus yang awalnya berasal dari Wuhan, China.

Tak semua orang setuju dengan anjuran pemakaian masker, salah satunya adalah Noel. Menurut dia, memaksa memakai masker sama saja merenggut hak kebebasan seseorang.

“Itu bukan sebuah hukum. Terlalu banyak kebebasan yang direnggut dari kami. Saya memilih untuk tak memakai masker. Jika virus itu menyerang saya, itu tanggung jawab saya pribadi, bukan masalah orang lain. Tak perlu memakai masker, tak ada gunanya,” kata Noel, dikutip dari Loudersound, Kamis 24 September 2020.

“Suatu hari saya pergi ke Manchester naik kereta dan beberapa orang berkata:’Bisakah kamu memakai masker, karena polisi transportasi akan menangkap dan memberikan denda ratusan poundsterling. Tapi kamu tak perlu pakai masker jika sedang makan'” lanjut Noel.

“Saya menjawab:’Oh, begitu. Jadi virus pembunuh itu akan masuk ke dalam kereta dan menyerang saya, tapi ketika melihat saya sedang makan sandwich, virus itu berkata, jangan ganggu dia karena dia sedang makan siang.'”

“Mengapa Anda harus memakai masker ketika sedang cukur rambut, tapi Anda tak harus memakai masker ketika sedang berada di pub (bar)?” tutur Noel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini