MATA INDONESIA, JAKARTA – Pulau baru ditemukan oleh para ilmuwan bulan lalu. Mereka menginjakkan kaki di sebuah pulau kecil di lepas pantai Greenland, tepatnya di daratan paling utara di dunia. Penemuan ini terjadi saat persaingan di antara negara-negara Arktik yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Denmark dan Norwegia. Negara-negara tersebut ingin menguasai Kutub Utara sekitar 700 km ke utara dan dasar laut sekitarnya.
“Bukan niat kami untuk menemukan pulau baru,” kata penjelajah kutub dan kepala fasilitas penelitian Stasiun Arktik di Greenland, Morten Rasch kepada Reuters, Sabtu 28 Agustus 2021.
Sebelumnya para ilmuwan ini mengira mereka tiba di Oodaaq, yakni sebuah pulau yang ditemukan oleh tim survei Denmark pada tahun 1978. Namun setelah memeriksa lokasi yang tepat ternyata mereka telah mengunjungi pulau lain 780 meter barat laut.
“Semua orang senang bahwa kami menemukan apa yang kami pikir adalah pulau Oodaaq,” kata pengusaha Swiss Christiane Leister, pendiri Yayasan Leister.
Adapun ukurannya kira-kira 30 meter dengan puncak tertinggi sekitar tiga meter dari lumpur dasar laut serta moraine atau tanah dan batu yang ditinggalkan oleh gletser yang bergerak.
Maka, mereka merekomendasi untuk diberi nama ‘Qeqertaq Avannarleq’ yang memiliki arti ‘pulau paling utara’ di Greenland. Sebelumnya, pada tahun 2007, veteran Arktik Dennis Schmitt pernah menemukan pulau serupa. Meskipun telah terpapar oleh es yang bergeser, para ilmuwan menegaskan kemunculan pulau itu bukan karena imbas dari pemanasan global yang menyusutkan lapisan es Greenland.
Rene Forsberg, professor dan kepala geodinamika di Institut Antariksa Nasional Denmark menegaskan bahwa daerah utara Greenlad memang memiliki beberapa lapisan es laut kutub. Saat ini tebalnya 2-3 meter di musim panas, berbeda cukup jauh dibandingkan saat pertama kali dikunjungi pada 1978 yang mencapai 4 meter.