MATA INDONESIA, JAKARTA – Malware bernama Trojan Grifthorse telah menyerang sekitar 10 juta ponsel Android dunia bahkan hingga menyedot pulsa. Hal ini tidak lepas dari fungsi malware yang menyerang perangkat pengguna dengan metode penyamaran supaya tidak tampak seperti software berbahaya. Umumnya, malware ini bersembunyi pada aplikasi yang terlihat asli, namun saat aplikasi tersebut dioperasikan malware akan segera menyebar dan menyerang sistem perangkat pengguna.
Trojan Grifthorse juga dirancang untuk memberikan layanan premium tanpa izin dari pemilik ponsel Android. Malware ini menyedot pulsa pemilik Android hingga US$42 atau sekitar Rp600 ribu setiap bulan. Ironisnya, pemilik Android baru menyadari ketika penyedia melakukan tagihan. Cara ini dinilai bisa menghasilkan jutaan miliar dollar bagi pembuat malware ketika menyerang korban.
“Ketika terjadi infeksi, korban dimborbardir oleh notifikasi yang mengatakan korban mendapat sejumlah hadiah dan perlu dilakukan klaim segera,” kata peneliti Zimperium, Aazim Yaswant dan Nipun Gupta.
Umumnya, notifikasi tersebut akan muncul tidak kurang dari lima kali dalam satu jam hingga pengguna telah menerima tawaran tersebut. Setelah pengguna menerima tawaran tersebut, Grifthouse akan membawa kepada laman situs yang disesuaikan dengan lokasi. Tidak hanya itu, penggunanya akan diminta memasukkan nomor ponsel untuk melakukan verifikasi.
Nomor ponsel akan dikirimkan ke dalam sebuah layanan pesan pendek premium sebagai bentuk bersetujuan untuk berlangganan. Maka, selanjutnya pengguna akan dibebankan tagihan bulanan.
Mengutip dari The Register, dalam sebuah unggahan blog pada hari Rabu 29 September, dijelaskan bahwa ada sejumlah aplikasi yang disusupi malware itu. Diperkirakan lebih dari 200 aplikasi dan menyebar di 70 negara.
Maka, Zimperium bekerja sama dengan Google untuk membendung serangan malware tersebut. Temuan yang ada akan dipublikasikan ke Google yang direspon dengan pemeriksaan pada pasar aplikasi Google Play.
