MATA INDONESIA, JAKARTA – Profesor Psikologi New York University Gabriele Oettingen menegaskan bahwa melamun itu bisa tentang masa lalu atau yang terjadi di masa depan. Pikiran menjadi bebas dan tidak terbatas pengalaman.
“Melamun itu berkhayal atau membayangkan tentang masa depan. Anda juga bisa melamun soal masa lalu, tentang apa yang terjadi sekarang, tetapi kita sering memikirkan tentang masa depan. Pikiran-pikiran bebas dan gambaran, tidak dibatasi pengalaman kita,” kata Gabrielle, dikutip dari Glamour.
Semua hal sebaiknya dilakukan secara moderat termasuk melamun, maka manfaat-manfaat tidak terduga bisa terjadi.
Seperti misalnya meningkatkan kreativitas. Melamun bisa membuat pikiran terhubung dengan sesuatu yang lebih jauh. Mengingat, dengan berpikir keras, ide justru semakin sulit diperoleh.
Kegiatan ini juga bisa membantu mengurangi rasa cemas. Studi pada tahun 2016 dari University of British Columbia menyebutkan bahwa pikiran yang bebas akan membelokkan otak dari pikiran negatif termasuk rasa cemas.
Sementara itu Everyday Health menegaskan bahwa melamun bisa membuat pikiran menjadi lebih segar dan juga bisa membebaskan pikiran sejenak dari sesuatu yang rutin dikerjakan.
Tidak hanya itu, meski cenderung dikaitkan dengan kegiatan negatif, ternyata kegiatan ini bisa membantu meningkatkan suasana hati. Dengan begitu, peluang untuk semakin produktif semakin besar.
Studi pada 2016 menyatakan bahwa melamun juga bisa membantu menjaga relasi dengan pasangan agar tetap kuat. Mengingat aktivitas tersebut bisa meningkatkan rasa cinta, koneksi dan rasa memiliki.
