Rasa cemas dan khawatir tentu pernah melanda kehidupan setiap orang. Alasannya pun berbeda-beda, mulai dari dari alasan sebelum memulai ujian hingga menjelang wawancara kerja. Hal seperti ini umumnya terlihat normal namun bagi sebagian orang rasa cemas bisa mempengaruhi kegiatan orang tersebut karena sulit dikontrol.
Mengutip dari Mayo Clinic, terdapat beberapa gejala kecemasan yang dirasakan oleh pasien umumnya seperti mudah merasa khawatir, merasa selalu dalam bahaya, denyut jantung meningkat, nafas menjadi cepat, berkeringat hingga lemas dan lelah.
Sementara kecemasan juga berbeda-beda setiap jenisnya yaitu pertama Agorafobia atau kecemasan yang membuat seseorang takut dan cenderung menghindari situasi yang berpotensi membuat merasa terjebak dan malu. Kedua, yaitu Generalized Anxiety Disorder (GAD) atau kondisi kecemasan yang persisten dan sulit mengontrol diri sendiri.
Ketiga yaitu panic disorder atau kondisi yang muncul dengan episode tertentu dan bisa muncul dalam hitungan menit. Keempat yakni fobia sosial atau kecemasan dengan intensitas tinggi sehingga penderitanya merasa menilai dirinya dipandang buruk oleh orang lain.
Selanjutnya adalah fobia spesifik atau kondisi seseorang yang merasa cemas dan takut terhadap beda atau kondisi tersebut. Terakhir adalah post-traumatic stress disorder (PTSD) atau kecemasan yang muncul disebabkan trauma masa lalu.
Maka, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan bantuan dokter untuk konseling atau menerima pengobatan tertentu. Terlebih jika seseorang mengalami khawatir berlebih hingga mengganggu aktivitas, kesulitan dalam mengontrol rasa cemas dan ketakutan. Selain itu, merasa depresi hingga melakukan hal yang berbahaya seperti mengonsumsi minuman keras hingga muncul pikiran untuk melakukan bunuh diri.
