V BTS Sebut Heath Ledger Sebagai Salah Satu Panutannya dan Ingin Main Film Jadi Penjahat

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Kim Taehyung alias V BTS baru saja mengungkapkan bahwa dirinya ingin kembali ke dunia akting. Tentu itu menjadi yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemar.

Baru-baru ini V membagikan detail gambaran tentang jenis karakter yang ingin diperankannya. Ia berkata akan ingin berperan sebagai penjahat.

Dalam persiapan untuk perilisan album ‘Proof’, BTS kini menjadi pembawa acara di ‘Melon Station’. Selama menjadi pembawa acara bersama dua anggota lainnya, V mengungkapkan bahwa Heath Ledger merupakan salah satu panutannya.

Mengutip dari Allkpop, V juga ditanya terkait peran apa yang diinginkan idol tersebut untuk menjadi karakter utama sebuah film. Ia menjawab, karakter penjahat lebih menarik baginya.

“Aku lebih tertarik pada peran penjahat. Karakter utama sangat menarik. Tapi kupikir ada beberapa film di mana penjahat lebih menarik, seperti Heath Ledger sebagai Joker,” kata V.

Kabarnya beberapa perusahaan produksi tengah mengantre untuk memberi V BTS peran akting lainnya setelah sebelumnya sempat ikut berpartisipasi dalam drama ‘Hwarang’. Namun karena jadwal BTS yang padat, ia tak bisa menerima daftar peran akting.

Padahal penggemarnya berharap bisa melihatnya kembali berakting dan ingin melihat V memainkan karakter penjahat yang selalui diinginkannya itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Media Sosial sebagai Alat Propaganda: Tantangan Etika dalam Pengelolaan oleh Pemerintah

Mata Indonesia, Jakarta - Di era digital, media sosial telah menjadi saluran utama komunikasi massa yang memfasilitasi pertukaran informasi dengan cepat. Dalam kerangka teori komunikasi, media sosial dapat dilihat sebagai platform interaksi yang bersifat dialogis (two-way communication) dan memungkinkan model komunikasi transaksional, di mana audiens tidak hanya menjadi penerima pesan tetapi juga pengirim (prosumer). Namun, sifat interaktif ini menghadirkan tantangan, terutama ketika pemerintah menggunakan media sosial sebagai alat propaganda.
- Advertisement -

Baca berita yang ini