Tetaplah Membumi, Umat Katolik Wajib Panjatkan Doa Ini agar Bebas dari Sikap Sombong

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Punya segudang prestasi dan harta melimpah, kadang membuat orang jadi besar kepala dan cenderung meremehkan orang lain. Padahal kalau dipikir-pikir, kesuksesan tersebut mustahil didapatkan, kalau tanpa bantuan sesama dan penyertaan Tuhan.

Biar hati dan pikiranmu diselimuti kerendahan hati, sebagai umat Katolik jangan pernah berhenti berdoa agar terhindar dari kesombongan. Berikut doanya :

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin.

Allah yang Mahatinggi, Putra-Mu Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati yang tiada tara. Walaupun Allah, Ia telah menghampakan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Terima kasih, ya Bapa, atas teladan Yesus ini. Berilah kami semangat Yesus sendiri, agar dengan rendah hati kami menganggap orang lain lebih utama daripada kami sendiri.

Bebaskanlah kami dari kesombongan, dan berilah kami ketabahan kalau karena nama-Mu kami direndahkan. Semoga kami tidak sakit hati kalau kami kurang di hargai atau kurang dihormati, kalau kami diabaikan atau dilupakan. Sebaliknya, semoga kami ikut bahagia kalau orang lain berhasil dan mendapat pujian serta penghargaan.

Ya Bapa, jadikanlah hati kami seperti hati Yesus yang lembut dan rendah hati. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami kini dan sepanjang masa, Amin.

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini