Terpapar Omicron, Ini 4 Cara untuk Menyembuhkannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Varian Omicorn dari virus covid-19, memang tergolong lebih ringan gejalannya dibandingkan dengan varian Delta. Namun, walau ringan masyarakat jangan menyepelekan hal tersebut karena juga dianggap berbahaya.

Gejala awal yang sering terjadi mirip sekali flu, penderita mengalami demam, pusing, pilek dan sakit tenggorokan dan kelelahan.

Nah, apabila salah satu dari kalian terpapar, berikut cara cepat sembuh dari Covid-19 Omicron.

Meski disebut bergejala ringan, varian ini menyebar 3 sampai 4 kali lebih cepat dibanding varian Delta. Sehingga, tak heran jika kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak setelah adanya varian ini.

Ahli Paru dan Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlang Samoedro mengatakan, varian Omicron sama seperti virus lainnya yang bisa sembuh seiring berjalannya waktu.

Berikut empat cara agar cepat sembuh dari Omicron:

1. Minum obat Antivirus

Pasien Omicron dapat mengonsumsi obat antivirus. Sedikitnya ada empat obat antivirus Covid yang disetujui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni Favipiravir, Molnupiravir, Paxlovid, dan Remdesivir. Beberapa di antaranya bisa didapat gratis di aplikasi telemedisin.

“Itu sih [Omicron sebenarnya kalau virus akan sembuh dengan sendirinya. Namun untuk mempercepat bisa dikonsumsi obat antivirus,” katanya.

Kendati demikian, jangan sembarang mengonsumsi obat antivirus tanpa anjuran atau resep dari dokter.

2. Minum Multivitamin dan Zinc

Selain mengonsumsi antivirus, pasien Omivron juga disarankan untuk mengonsumsi multivitamin dan zinc. “Vitamin C, D, dan zinc,” katanya.

3. Rajin mencuci mulut dan hidung

Erlang mengatakan, sering mencuci mulut dan hidung juga dapat menjadi cara cepat sembuh dari Omicron.

Mencuci hidung atau nasal washing dapat menjaga kesehatan hidung dari paparan bakteri, debu dan virus. Nasal washing bisa menggunakan cairan yang mengandung senyawa NaCl atau garam. Biasa dilakukan 1 atau 2 kali dalam satu hari.

Mencuci hidung bisa juga dilakukan dengan menggunakan nose sanitizer, cairan yang digunakan untuk membersihkan rongga hidung. Cairan ini umumnya berisi antiseptik seperti iodine atau yodium.

Larutan ini bekerja dengan membilas saluran hidung. Ia juga dapat mengembalikan kelembapan dan meredakan radang.

4. Berjemur

Cara cepat sembuh dari Omicron lainnya yakni berjemur. Erlang menyebut aktivitas ini sangat penting untuk pasien Omicron. Pasalnya, sinar matahari dapat meningkatkan imunitas tubuh.

“Kalau berjemur kan meningkatkan sistem imunitas kita. Jadi matahari itu membantu menyerap vitamin D lebih banyak,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kebijakan Penyesuaian PPN 1% Sudah Berdasarkan UU dan Kesepakatan Stakeholder

Oleh: Adnan Ramdani )* Kebijakan penyesuaian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% merupakanlangkah besar yang diambil pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara danmenciptakan sistem perpajakan yang lebih efisien serta berkeadilan. Kebijakan initelah disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk peraturanperundang-undangan yang berlaku dan kesepakatan antara berbagai pihak terkait, sehingga tidak hanya berlandaskan pada keputusan sepihak, tetapi denganpartisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan.  Pengenaan penyesuaian PPN sebesar 1% ini merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang disahkansebagai langkah reformasi pajak di Indonesia. UU ini bertujuan untuk memperbaikisistem perpajakan yang sudah ada agar lebih modern, adil, dan efisien. Dalamproses perumusan kebijakan ini, pemerintah telah melibatkan berbagai stakeholder seperti pengusaha, asosiasi, dan masyarakat untuk memperoleh pandangan yang beragam dan mengakomodasi kepentingan berbagai pihak. Ini menunjukkan bahwakebijakan tersebut bukan hanya kebijakan yang bersifat top-down, tetapi lebihkepada hasil kesepakatan bersama yang diharapkan mampu membawa dampakpositif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menyoal PPN yang mengalami kenaikan sampai 12%,  Menteri Koordinator BidangPerekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa PPN tersebut merupakanAmanah dari Undang-Undang Nomor 7 pada tahun 2021 soal HarmonisasiPeraturan Perpajakan (UU HPP). Pada Pasal 7 ayat 1 UU HPP disebutkan bahwatarif PPN sebesar 12 persen berlaku paling lamban pada 1 Januari 2025. Selain itu, Airlangga juga menyatakan bahwa untuk mengantisipasi kenaikan tarif PPN, pemerintah telah mengeluarkan sederet paket insentif untuk tahun depan. Hal inidiperuntukan agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Tarif PPN tersebutdipertahankan dengan kebijakan insentif PPN DTP, di mana pemerintahmenanggung 1 persen dari tarif PPN ketiga barang pokok penting yang seharusnyanaik menjadi 12 persen. Dengan adanya penyesuaian tarif PPN ini, banyak pihak yang melihatnya sebagailangkah yang tepat untuk memperkuat sistem perpajakan Indonesia. Sebelumnya, banyak pihak yang menganggap bahwa struktur pajak yang ada belum sepenuhnyamampu menjawab tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Kebijakan PPN yang baru ini, meskipun ada penyesuaian tarif, tetap memberikan insentif bagisektor-sektor tertentu yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi, sepertisektor UMKM dan sektor ekspor. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan transparansi dankepatuhan wajib pajak. Dengan adanya sistem yang lebih sederhana dan lebihterintegrasi, pengawasan terhadap penerimaan pajak diharapkan bisa lebih efektif. Hal ini juga sejalan dengan tujuan utama dari Harmonisasi Peraturan Perpajakan, yaitu untuk menciptakan sistem pajak yang lebih mudah dipahami oleh masyarakatdan pelaku usaha, sehingga meminimalisir praktik-praktik penghindaran pajak yang selama ini masih menjadi masalah di berbagai sektor. Pemerintah pun telahberupaya memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan pelakuusaha terkait perubahan ini, agar transisi berjalan lancar dan tidak menimbulkankesalahpahaman. Kebijakan penyesuaian PPN 1% juga telah mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang beragam. Dalam hal ini, pemerintah memastikan bahwakebijakan ini tidak akan memberatkan masyarakat, terutama kelompokberpendapatan rendah. Salah satu contoh nyata dari kebijakan ini adalahpembebasan PPN untuk barang dan jasa kebutuhan pokok, seperti makanan danobat-obatan, yang tetap mempertahankan prinsip keadilan sosial. Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Pemerintahakan menanggung kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 1 persen untuktiga komoditas saat PPN 12 persen diimplementasikan pada 1 Januari 2025. Ketigakomoditas itu yakni tepung terigu, gula untuk industri, dan minyak goreng rakyat atauMinyaKita. Ketiga komoditas itu dinilai sangat diperlukan oleh masyarakat umum, sehingga Pemerintah memutuskan untuk menerapkan PPN ditanggung pemerintah(DTP) atas kenaikan tarif PPN...
- Advertisement -

Baca berita yang ini