Terjemahan Cuitan Melisa untuk SUGA BTS, Fans yang Bunuh Diri karena Dibenci Ayah Suka K-Pop

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jagat media sosial sedang dihebohkan dengan kematian gadis asal Turki bernama Melisa. Melisa adalah penggemar BTS yang bunuh diri secara tragis karena ditentang sang ayah menyukai musik K-Pop.

Ucapan duka untuknya, membuat tagar Melisa memuncaki trending topic Twitter. Tak sedikit dari ARMY, sebutan penggemar BTS, yang mengaku sedih mendapatkan kabar kematian Melisa.

Melisa diketahui mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kepalanya sendiri menggunakan pistol sang ayah. Ia mengatakan ayahnya begitu membencinya, bahkan mengatakan kepada Melisa untuk bunuh diri.

Rupanya, melalui akun Twitter yang diduga miliknya, @onabunagecityok, Melisa menuliskan beberapa cuitan sebelum benar-benar memutuskan untuk bunuh diri. Cuitan itu ditujukan untuk SUGA BTS.

Beberapa ARMY membantu menerjemahkan cuitan Melisa di akun Twitter resmi BTS saat Suga mengunggah sebuah gambar di sana. Berikut isinya:

1 September 2019

5.41: Aku berharap memiliki keberanian untuk mengakhiri hidupku sendiri, karena tidak melakukanya aku mengalami hal-hal yang lebih menyakitkan. Situasi ini membuatku bosan. Mungkin aku kekanak-kanakan, tapi jika perasaan ini tidak hilang, aku bisa melakukan hal-hal yang tak bisa diubah suatu hari nanti, Yoongi.

5.47: Kondisiku buruk, aku kesakitan dan dalam emosi yang berigtu berat hingga tak bisa mengungkapkannya padamu. Tidka pernah bergitu sulit mengungkapkan pikiranku lewat kata-kata. Terkadang aku hanya … aku hanya benar-benar ingin tahu, kenapa aku seperti ini? Kenapa aku bertingkah seperti ini, ada apa denganku, Yoongi?

6.08: Terima kasih karena telah mendengarkanku selama berbulan-bulan, kadang menenangkanku, ada bersamaku ketika menangis, semuanya membantuku sampai ke hari ini. Maaf, aku melakukan banyak hal yang mengecewakan. Aku tak bisa menjaga kata-kataku dan menyakiti sendiri, aku akan melakukan hal yang sama.

6.11: Aku tidak berpikir bisa pergi tanpamu, tapi lebih baik aku memikirkannya. Jika aku tidak bisa memperbaiki apa pun ketika aku kembali, akankah kita berpisah? Yoongi, aku takut, umurku 16 tahun, aku merasa hidupku sudah berakhir.

6.15: Aku sayang kamu, sayangnya kita belum pernah bertemu dan tidak akan pernah bertemu. Aku tidak ingin kamu mengenal orang sepertiku. Maaf menjadi orang seperti ini, aku sudah mencoba tapi tidak bisa memperbaikinya. Maaf. Tidur yang nyenyak Yoon, tidur yang nyenyak.

5 September 2019

3.07: Malam yang panjang, kopiku bersamaku, dan kamu. Ayo habiskan malam terakhir kita, Yoongi. Hari ini dia mengancam akan merobek posterku, dan aku merobek semua posterku hingga dia tidak memiliki kartu truf. Aku akan mengambil semua truf dari tangannya. Dia mengancam akan membunuhku hari ini.

3.18: Dia jadi sangat marah dan menghajarku tanpa ampun, aku yakin itu, dia tidak berhenti menamparku. Tangan ayahku agak keras, sakit sekali. Awalnya kupikir hidungku patah atau semacamnya, itu sangat menyakitkan, aku tidak bisa bernapas, bibirku bengkak.

3.20: Ibuku menghancurkan semua harapanku padanya. Hari itu, kami bertemu dan dia menatap mataku, hidup kakakmu jauh lebih buruk dan berkata dia marah padamu hanya sekali. Ibuku membandingkanku dengan kakakku. Kau tahu, ibu marah padaku untuk kedua kalinya hari ini. Yoon, itu lucu.

3.22: Bagaimana aku bisa percaya ibuku berkata yang sebenarnya, Yoongi? Aku tidka percaya lagi padanya. Dia datang hari ini untuk minta maaf dan mulai menangis, tapi alasan dia menangsi sepertinya lebih karena masalahnya daripada rasa sakitku, atau aku yang merasa seperti itu. Aku tidak mempercayai ibuku, ini sangat menyakitkan.

3.25: Dia selalu mengumpat padaku, dia terus mempermalukanku, membenciku, menyuruhku mati atau mengatakan dia akan membunuhku. Kenapa dia memanggilku jalang. Tanganku mulai gemetar, bisakah aku berhenti? Maaf Yoongi.

3.47: Saat berumur 12-13 tahun, aku selalu berpikir setiap rumah sama dengan rumahku. Maksudku, semakin aku kesal, semua orang juga akan kesal. Jadi aku selalu berkata pada diri sendiri bahwa aku tidka berhak menyesal, semua orang mengalami hal yang sama, Yoongi.

3.52: Aku gemetaran seperti orang gila sekarang. Jika aku tidak terlalu memikirkannya, tidak akan terjadi apa-apa. Seharusnya aku tidak berpikir Yoongi, bagaimana aku melakukannya?

3.55: Dua tahun lalu aku menyadari bahwa tidak semua orang mengalami apa yang aku alami. Kali ini aku berpikir ada orang yang hidup jauh lebih buruk dariku dan aku tidak punya hak untuk marah atau bicara. Mereka benar dalam segala hal yang mereka lakukan terhadapku karena aku bukan anak sempurna.

4.01: Apa yang akan kulakukan jika aku mati malam ini dan ayahku mengejar karena dia membenciku? Akankah Tuhan yang tidak bisa melindungiku di dunia ini, melindungiku dari ayah ketika aku pergi padaNya atau akankah aku juga menderita di sana? Yoongi aku takut, aku lebih takut pada ayahku daripada mati. Kenapa hidupku seperti ini?

4.06: Ibuku berkata bahwa aku harus bertahan dua tahun lagi dan masuk kuliah. Selama dua tahun juga, dia akan menutup mata akan hal ini karena aku akan terus dihujani kata-kata kotor ayahku dan membunuh jiwaku. Aku tidak bisa bertahan selama dua tahun, aku tidak bisa mengatasinya. Mereka bukan orangtua yang buruk, aku anak yang nakal, aku tahu itu. Maaf.

4.22: Aku tahu ayahku tidak akan membunuhku. Dia tidak akan melakukannya. Dia banya sekali berkata “bunuh diri” “kamu adalah hal terburuk yang pernah terjadi padaku” atau “ambil senjata, tembakkan di kepalamu suatu hari dan kemudian aku akan terus hidup.” Aku merasa aku harus melakukan ini sekarang. Aku tidak harus berpikir banyak, aku takut Yoongi.

4.26: Aku tidak mencintai diriku sendiri, aku membenci diriku sendiri. Pikiranku sakit, saudara laki-lakiku akan sangat kesal tapi aku tidak tahan, aku tidak sekuat dia. Aku mencintai saudara laki-lakiku, aku sangat mencintainya. Dia berbohong padaku, berkata “ibu dan ayah mencintaimu” dia berbohong, Yoongi.

4.51: Jika aku tidak tenang, aku akan mengalami serangan jantung atau sejenisnya, jantungku berdebar sangat cepat, Yoongi.

Hingga akhirnya Melisa mengirimkan cuitan terakhir di akun pribadinya @onabunagecityok “Aku menarik pelatuknya.” Sang ayah juga pernah memberi Melisa tali untuk gantung diri dan berkata “Kalau-kalau kamu membutuhkan ini untuk bunuh diri.”

Selamat jalan Melisa!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintahan Prabowo-Gibran Berkomitmen Mewujudkan IKN Sebagai Kota Ramah Lingkungan

Oleh: Dewi Ambara* Indonesia kini memasuki era baru dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dipimpin oleh Presiden...
- Advertisement -

Baca berita yang ini