Taylor Swift Pernah Menjadi Korban Bullying! Dianggap Aneh dan Terkesan ‘Kampung’

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak disangka seorang Taylor Swift pernah mengalami bullying. Dibalik kesuksesannya ternyata ia pernah di-bully, saat ia masih duduk di bangku sekolah.

Penampilannya Taylor saat ini memang anggun dan cantik yang membuat semua lelaki pasti jatuh cinta padanya. Namun, hal berbeda terjadi saat ia sekolah karena penampilannya yang cupu hingga dijuluki cewek kutu buku.

Bullying adalah salah satu bentuk perilaku agresif di mana seseorang dengan sengaja dan berulang kali menyebabkan orang lain terluka atau tidak nyaman. Penindasan dapat berupa kontak fisik, kata-kata, atau tindakan yang lebih halus. Individu yang diintimidasi biasanya mengalami kesulitan membela dirinya sendiri dan tidak melakukan apa pun untuk “menyebabkan” penindasan tersebut.

Taylor Swift lahir pada tanggal 13 Desember 1989 di Pennsylvania, dan besar di Wyomissing, Pennsylvania. Dia adalah putri dari Andrea Gardnera, seorang ibu rumah tangga yang dulunya bekerja di bidang keuangan, dan Scott Kingsley Swift, seorang pialang saham.

Neneknya dari pihak ibu, Marjorie Finlay adalah seorang penyanyi opera. Swift mempunyai seorang adik laki-laki bernama Austin.

Sebelum kesuksesan menyapa Taylor Swift, ia hanya seorang wanita biasa. Taylor Swift adalah korban bullying saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Taylor pernah “dibuang” oleh gadis yang terkenal di sekolahnya. Karena ia dianggap aneh dan terkesan ‘kampung’. Salah satu penyebabnya, karena ia menyukai musik country.

Bukan hanya itu saja, Taylor juga mengatakan waktu jam makan siang di kantin adalah siksaan baginya. Mereka pasti langsung pindah, jika melihat Swift datang untuk duduk di meja mereka. Taylor Swift menjadi korban dari teman-teman untuk diejek dengan kata yang menyakitkan dan menjadikannya bahan lelucon.

Menjadi bahan ledekan teman-temannya di sekolah, mendorong Taylor Swift untuk menjadi lebih kreatif. Ia menyaring perasaannya dan menuangkan lewat lagu yang berdasarkan pengalamannya. Dari situlah, perjalanan karier musik Swift pun dimulai.

Lucunya, setelah Taylor Swift terkenal ia bertemu lagi dengan teman-temannya yang pernah menjauhinya dulu. Mereka datang mengenakan kaos yang bergambar wajahnya dan meminta untuk menandatangani kaos serta CDnya.

“Rasanya agak aneh, karena aku yakin mereka tidak ingat perlakuan jahat mereka padaku, dan itu artinya aku juga harus melupakan yang sudah berlalu. Kalau bukan karena mereka yang membuatku merasa buruk setiap hari mungkin aku tidak akan termotivasi membuat lagu. Aku harus berterimakasih kepada mereka!” tutur Taylor Swift.

Setelah menjadi korban bullying, Taylor Swift berjuang keras dan meyakinkan orang-orang bahwa dirinya bisa menjadi penyanyi serta menguntungkan bagi produser. Saat itu, jenis musik yang dipilih oleh Taylor Swift adalah country, bukanlah jenis musik yang diminati oleh remaja.

Kebanyakan remaja lebih cenderung menyukai musik pop, rap, R&B, rock, dan paduan dari ketiganya. Musik country lebih pas di telinga orang dewasa, begitulah mitos bercerita. Tapi nyatanya tidak demikian, Taylor Swift berhasil membuktikan bahwa mitos itu salah.

Terbukti, begitu hits single pertamanya diluncurkan, para remajalah yang pertama kali menjadi penggemar lagunya. Tidak hanya itu, ia juga berhasil meraih simpati dari penikmat musik country usia dewasa dan tentunya berhasil membuktikan bahwa produsernya berhasil meraih keuntungan yang cukup besar.

Prestasinya dibuktikan dengan berbagai penghargaan musik seperti American Grammy untuk singer-songwriting, Academy of Country Music Awards, American Music Awards, dan lainnya.

Reporter: Azizah Putri Octavina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini