MATA INDONESIA, JAKARTA – Zaman semakin maju, begitu pula teknologi yang berkembang pesat. Dunia otomotif sedang mengembangkan terobosan baru, para perusahaan berlomba-lomba menciptakan mobil terbang.
Mobil terbang telah dikembangkan sejak 1980-an, maka tak perlu kaget jika mobil terbang sudah dikembangkan bertahun-tahun lalu. Kini, banyak perusahaan yang tengah mengembangkan dan menguji coba mobil terbang.
Beberapa perusahaan ini telah mengembangkan dan menguji coba mobil terbang, diantaranya Aeromobil tahun 2014, Volocopter tahun 2016, Ehang 184 tahun 2018, Vahana tahun 2018, Aurora tahun 2019, dan Sky Drive tahun 2020 sebuah perusahaan Jepang.
Sejumlah peneliti juga memperikirakan dalam 10 tahun ke depan mobil terbang bukan hal yang mengagetkan lagi di negara maju.
Mobil terbang dianggap menjadi solusi lalu lintas darat karena volume kendaraan terus meningkat dan jalanan menjadi tak terkendali. Mobil terbang diharapkan bisa mengantarkan penumpang atau barang lebih cepat.
Mobil terbang dirancang dengan fixed wing dan Vertical Takeoff and Landing (VTOL) oleh beberapa produsen, sedangkan yang lainnya dirancang dengan desain unik seperti drone atau helikopter.
Perkembangan mobil terbang sudah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir. Beberapa perusahaan merencanakan akan menjualnya di tahun 2020 dan 2021, namun sayangnya saat ini tidak bisa dibeli secara komersial.
Walaupun aktivitas di angkasa terlihat kosong dan hanya diisi dengan transportasi terbang, seperti pesawat. Tetapi, tingkat kecelakaannya bisa menimbulkan kematian sampai ratusan korban. Tekonologi serta regulasi harus mendapatkan perhatian khusus. Semuanya harus diperhatikan secara detail sehingga mobil terbang dapat berjalan dengan baik dan aman.
Mobil terbang tidak bisa dikatan sebagai mobil saja. Contohnya, produsen Aeromobil dan Terrafugia Transition membuat mobil ini bisa digunakan di darat maupun di udara. Namun, produsen yang lain merancangnya seperti drone personal yang menggunakan baling-baling.
Mobil terbang tidak mudah diterbangkan seperti drone. Mobil terbang harus memiliki banyak rancangan yang matang dari berbagai teknologi untuk bisa dipastikan terbang dan sampai tujuan dengan selamat serta aman.
Frontiersin mengatakan, hal yang paling penting dalam pengoperasian mobil terbang yaitu pada masa transisi. Mobil terbang harus aman saat lepas landas dan mendarat dengan didukung infrastruktur yang memadai.
MIT Technology Review juga mengatakan mobil terbang dibuat dengan sangat kompleks dengan tingkat keamanan yang tinggi sehingga dapat menghindari kecelakaan. Meskipun begitu, mobil terbang terus melakukan perkembangan sehingga aman untuk digunakan.
Mobil terbang membutuhkan banyak bahan bakar untuk menghasilkan lebih banyak tenaga sehingga penerbangan dapat stabil. Jika salah satu atau dua mesin gagal, kendaraan ini masih bisa terbang dengan aman.
Operasionalnya pun dirancang dengan dua versi, yaitu manual dengan pilot atau sistem otonom tanpa pilot. Jika dengan pilot harus disertai tersertifikasi, sedangan dengan sistem otonom harus dipastikan dapat bekerja dengan maksimal.
Kendaraan ini pun harus ramah lingkungan, sehingga gerak mobilnya harus digerakkan dengan tenaga listrik. Jangan sampai mobil ini merusak lingkungan.
Mobil terbang membutuhkan keamanan siber, karena mobil ini akan otomatis, terkomputerisasi, hingga kemungkinan besarnya akan terhubung ke jaringan terenkripsi yang menggunakan navigasi.
Sistem seperti ini akan menggunakan kebijakan untuk melindungi dari kejahatan dunia maya, contohnya akses jarak jauh yang tidak resmi melalui malware dan Trojan, hingga serangan DDoS yang dapat mencegah jalannya jaringan.
Mobil terbang diklaim dapat mempersingkat wanktu, seperti untuk berpergian keluar negeri tidak sampai satu hari, hanya beberapa jam saja.
Selain itu, untuk di darat, mobil ini dapat mengurangi kemacetan. Karena kemacetan tiap tahunnya mengalami penaikan. Sehingga, menggunakan jalur udara berdampak baik bagi di darat untuk mengurangi lalu lintas yang padat.
Reporter: Laita Nur Azahra
