MATA INDONESIA, JAKARTA – Laporan berjudul ‘Memperhitungkan Peran AS dalam Sampah Plastik Laut Global’ menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi penyumbang limbah plastik terbesar di dunia. Laporan ini diamanatkan oleh Kongres sebagai bagian dari Save Our Seas 2.0 Act yang menjadi undang-undang pada Desember 2020 dan diserahkan kepada pemerintah federal.
Secara umum AS, menyumbang sekitar 42 juta metrik ton (MMT) sampah plastik pada 2016. Adapun angka ini dua kali lipat lebih besar dari Cina dan gabungan negara-negara Uni Eropa. Mengutip AFP, rata-rata setiap orang Amerika menghasilkan 130 kilogram sampah plastik per tahun. Sementara Inggris ada di urutan berikutnya dengan 99 kilogram per orang tahun, diikuti oleh Korea Selatan dengan 88 kilogram per tahun.
Adapun produks plastik global meningkat dari 20 juta metrik ton pada 1966 menjadi 381 MMT pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan 20 kali lipat selama setengah abad sekaligus menjadi penanda bahwa perhatian tidak hanya fokus pada kapal dan laut. Mengingat hampir semua plastik di darat berpotensi mencapai lautan melalui sungai dan aliran air.
Penelitian menunjukkan hampir seribu spesies kehidupan laut rentan terhadap belitan plastik atau menelan mikroplastik. Laporan menyebutkan bahwa 8 MMT sampah plastik memasuki dunia setiap tahun atau setara dengan membuang truk sampah plastik ke luat setiap menit.
Saat ini, jumlah plastik yang dibuang ke laut mencapai hingga 53 MMT per tahun pada 2030 atau sekitar setengah dari total berat ikan yang ditangkap dari laut setiap tahun. Penyebabnya adalah ledakan produksi sampah plastik di limbah padat perkotaan tidak diimbangi dengan skala daur ulang yang berkelanjutan.
Tidak hanya memaparkan pencemaran plastik, namun laporan tersebut juga menawarkan sejumlah langkah untuk mengatasi krisis terutama mengurangi produksi plastik murni. Tindakan lain yang disarankan termasuk menggunakan bahan yang terdegradasi lebih cepat dan lebih mudah didaur ulang, pengurangan plastik sekali pakai tertentu, dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
Upaya lainnya yaitu dengan meningkatkan teknologi penangkapan limbah agar mampu menghentikan plastik di saluran air. Sementara itu, pembendungan limbah plastik langsung ke laut tetap menjadi prioritas.