Sultan Djorghi Rela Jadi Pemeran Figuran demi Beli Susu Anak

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Aktor Sultan Djorghi mengaku pernah merasakan kondisi kesulitan keuangan. Saat itu dia rela menjadi pemeran figuran demi membeli susu anak.

Sultan adalah salah satu nama besar di dunia hiburan Indonesia. Dia sering tampil sebagai pemeran utama. Tapi, pada suatu titik, suami Annisa Trihapsari itu pernah mengalami kondisi kesulitan keuangan.

Demi menyambung hidup dan membeli susu anak, Sultan rela menjadi pemain figuran meski bayarannya tak seberapa.

“Saya sebagai pria, hobi saya itu bekerja, ya kalau masalah hasilnya disyukuri aja, alhamdulillah istri dan anak mensyukuri nikmat itu. Saya memang menawarkan diri, karena kebetulan duit di ATM udah nggak bisa ditarik lagi,” ujarnya.

Saat itu Sultan dan Annisa baru dikaruniai anak bernama Aquene Aziz Djorghi. Karena alergi, Aquene membutuhkan susu khusus dengan harga yang mahal.

“Jadi kebetulan anak itu baru lahir, dan dia punya alergi susu, jadi harus beli susu khusus yang harganya itu sampai Rp750 ribu buat 4 hari, dan kita harus beli itu, mau nggak mau ya harus bekerja,” kata Annisa.

Sultan tak malu harus menelepon teman-temannya meminta pekerjaan. Dia juga rela mengambil peran sebagai figuran.

“Seumur-umur saya syuting itu belum pernah dapat karakter yang nggak ada namanya sama sekali, jadi benar-benar extras atau figuran, bayarannya harian tapi yang penting saya bisa beli susu anak,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini