Suga BTS Ungkap Caranya Hadapi Ketidakyakinan terhadap Musiknya Sendiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Sebagai seorang rapper, penulis lagu, dan produser rekaman, Suga BTS tidak asing dengan seluruh proses musik. Sama seperti kita, Suga juga pernah merasakan tidak yakin dengan apa yang dia lakukan.

Ia pun pernah ditanya terkait hal ini. Majalah Weverse bertanya kepadanya apa yang dia lakukan ketika dia tidak yakin dengan musiknya dan tidak memiliki keyakinan untuk merilisnya.

“Banyak pembuat konten yang tidak yakin bahkan setelah mereka menghasilkan karya yang bagus. Bagaimana Anda mendapatkan keyakinan untuk melepaskan pekerjaan Anda?,” bunyi pertanyaan Majalah Weverse.

Pemilik nama asli Min Yoongi itu mengerti betul apa yang mereka bicarakan karena dia sendiri pernah merasakan hal itu di masa lalu dengan pekerjaannya. Nasihatnya adalah untuk mengingat bahwa tidak ada yang sempurna.

Jika mereka terus mengutak-atik setiap detail terakhir. Maka nantinya, tidak akan pernah merilis lagu tersebut.

“Banyak musisi yang tidak yakin apakah mereka harus merilis musik mereka atau tidak. Itu sama bagi saya, tetapi masalahnya adalah, Anda tidak akan pernah melepaskan apa pun jika Anda memilih semuanya. Misalnya, jika kami merilis 10 lagu, kami memiliki kesempatan untuk mengungkapnya di konser atau acara penggemar,” kata Suga.

Dia tahu dari pengalaman bahwa, pada akhirnya, bagian-bagian yang dia ambil di masa lalu akan berhenti mengganggunya setelah beberapa waktu.

“Dan terkadang, saat mendengarkan lagunya, kita berpikir, ‘Mengapa bagian yang menggangguku ini tidak lagi menggangguku?’ Beberapa hal mungkin terasa canggung di beberapa titik, tetapi seiring waktu, itu tidak lagi terasa canggung. Bahkan aku melupakannya,” kata dia.

Baginya, cara paling efisien dalam melakukan sesuatu adalah dengan melihat gambaran besarnya dan tidak terlalu terganggu oleh detailnya. Ia mengatakan, “Jadi lebih efisien untuk menyempurnakan, melihat gambaran besarnya, daripada terlalu memikirkan detailnya.”

Suga menyimpulkan dengan menyarankan agar mereka mengerjakan musik di waktu mereka sendiri dan berkolaborasi dengan orang lain dalam hal detail.

“Selain itu, selama promosi, saya tidak punya waktu untuk memilih trek yang telah dikirim orang lain selama 10 jam. Ini akan menjadi sukses bagi kita semua jika masing-masing dari kita bermain dan menulis melodi di waktu mereka sendiri dan berkolaborasi dengan orang lain pada detailnya. Jadi cara penulisan lagu telah berkembang dalam banyak aspek,” ungkap Suga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini