MATA INDONESIA, JAKARTA – Studi yang dipublikasikan di JAMA Network Open mejelaskan bahwa pria dengan kadar testosteron rendah lebih rentan mengalami gejala klinis Covid-19. Temuan ini berdasarkan sampel darah dari 90 pria dan 62 perempuan pasien Covid-19 di RS Barnes Jewish, St. Louis, Missouri, Amerika Serikat.
Hasilnya, tingkat keparahan Covid-19 tidak ada hubungannya dengan kadar hormon yang diukur pada perempuan. Sementara hal berbeda terjadi khususnya dengan kadar testosteron pada pria.
Pria dengan gejala klinis Covid0-19 yang memiliki kadar testosteron rata-rata sebesar 52 ng/dL. Jumlah ini di bawah rata-rata angka standar testosteron pria. Selain itu, selama pengujian para peneliti juga memasukkan faktor risiko lainnya yang dinilai bisa memperparah Covid-19 seperti usia, indeks BMI, penyakit penyerta dan kebiasaan merokok.
Mengutip dari Live Science, ahli endokrinologi St Louis University, Sandeep Dhindsa, mengatakan bahwa kadar testosteron rendah juga dikaitkan dengan tingkat peradangan yang lebih tinggi.
“Orang-orang dengan Covid-19 yang awalnya ringan, tapi memiliki kadar testosterone rendah, kemungkinan besar membutuhkan perawatan intensif atau intubasi selama dua atau tiga hari ke depan,” kata Sandeep.
Meski peneliti mengemukakan bahwa kadar testosteron menurun saat mendapatkan perawatan Covid-19, namun ada potensi pria dengan Covid-19 parah memiliki kadar testosteron yang lebih rendah sebelum menderita sakit.
Penurunan massa dan kekuatan otot menjadikan kadar testosteron rendah sehingga menurunkan kapasitas paru-paru dan risiko lebih tinggi mengalami gejala Covid-19 yang berat.