MATA INDONESIA, JAKARTA – Kebiasaan mendengkur atau mengorok ternyata ada hubungannya dengan masalah kesehatan serius. Dokter kesehatan tidur Andreas Prasadja mengemukakan bahwa 95 persen kasus mengorok merupakan tanda dari sleep apnea atau henti napas saat tidur.
“Riset di AS, ngorok itu penyebab perceraian nomor 3 setelah masalah ekonomi dan perselingkuhan. Kita lihat bukan masalah suara yang ganggu, tetapi kemudian sleep apena yang menurunkan libido, disfungsi ereksi. Kalau orang bule, kebanyakan masalah ngorok karena kegemukan, nah kalau di Asia beda,” kata Andreas.
Maka terdapat beberapa cara supaya tidur tidak mengorok, yaitu pertama adalah menjaga berat badan. Meski kegemukan masih jadi persoalan orang kaukasia namun menjaga berat badan tetap penting. Andreas mengatakan bahwa kegemukan juga bisa menyebabkan kebiasaan ngorok saat tidur.
“Kegemukan itu faktor risiko ngorok, saluran napas jadi tambah sempit. Pada orang Asia, berat badan turun tapi masih ngorok. Namun sebagai pencegahan tetap harus jaga berat badan,” kata Andreas.
Kedua yaitu menghindari kebiasaan merokok. Andreas menyarankan untuk menghindari merokok jika ingin menghindari risiko masalah kesehatan. Ia menegaskan bahwa asap yang dihirup dari rokok bisa membuat saluran napas meradang, bengkak dan sempit.
Ketiga yaitu menghindari konsumsi alkohol. Andreas menegaskan bahwa kebiasaan konsumsi alkohol bisa membuat saluran napas jadi lembek.
Keempat, menerapkan posisi tidut dengan posisi miring. Namun hal ini dinilai kurang baik khususnya untuk tulang punggung. Andreas menyarankan untuk melakukan cek ke doktr jika kebiasaan ngorok terus terjadi
Kelima yaitu memastikan saluran napas berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, khususnya anak-anak dan remaja. Para orang tua harus memastikan saluran napas anaknya berfungsi dengan baik. Maka bila hidung tersumbat, harus segera diatasi.