Harga Kelapa Naik Tajam di Kulon Progo, Pedagang Pasrah, Pemda Salah Data?

Baca Juga

Mata Indonesia, Kulon Progo – Kenaikan harga kelapa terjadi hampir di beberapa kota besar, termasuk di Yogyakarta, Rabu 23 April 2025. Kenaikan itu terjadi dua kali lipat.

Kulon Progo sebagai wilayah DIY yang banyak memproduksi makanan menggunakan bahan dasar kelapa juga merasakan imbasnya.

Seorang pedagang kelapa parut, Agung hanya bisa pasrah. Kenaikan harga kelapa ini sebenarnya sudah terjadi sejak lebaran kemarin. Namun harga tersebut tak kunjung turun sampai sekarang.

“Pas lebaran itu harganya Rp15 ribu per butir, sekarang sampai Rp17 ribu per butir,” katanya Selasa.

Sebelum ada kenaikan harga, kelapa parut dihargai Rp7 ribu per butir. Sehingga harga yang sekarang adalah yang paling mahal, pasalnya beberapa waktu lalu harga kelapa pernah mencapai Rp10 ribu.

Di sisi lain kata Agung harga dari pemasok juga kian tinggi. Satu kelapa mencapai Rp11-12 ribu per butir.

“Biasanya dari pemasok paling harganya Rp6 ribu per butir,” ungkap dia.

Belum ada kepastian penyebab harga kelapa ini naik drastis. Namun dugaan karena ketidakmaksimalan panen kelapa jadi pemicunya.

Pedagang kelapa di Pasar Wates, Mahesti juga merasakan hal yang sama. Harga dari pemasok yang tinggi juga harus disesuaikan oleh Mahesti.

“Biasanya Rp8 ribu per butir sampai Rp10 ribu per butir, sekarang saya jual Rp12 ribu,” kata dia.

Menurut dia kualitas kelapa yang beredar di DIY sekarang kurang baik dibanding sebelumnya. Ia menuding bahwa faktor buruknya kualitas ini ada dugaan dipermainkan oknum hingga harganya mahal.

Terpisah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati mengatakan bahwa satu harga kelapa mencapai Rp17 ribu per butir.

Tapi di Kulon Progo dikatakan dia, lebih murah Rp12-13 ribu per butir.

“Di Sleman kisaran Rp12 – 15 ribu per butir tergantung besar kecilnya,” ujar Yuna.

Pernyataan Yuna memang tak menganggap harga tersebut terlalu mahal. Menurut dia harga saat ini lebih murah ketimbang beberapa waktu lalu yang mencapai Rp20 ribu.

Kemungkinan tidak adanya pengecekan ke lapangan oleh Pemda menjadi perbedaan harga yang menyebabkan perbedaan.

Meski begitu, kenaikan harga kelapa yang terlampau lama ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Pengecekan perlu dilakukan di segala sektor untuk menekan harga tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Indonesia Tuan Rumah PUIC ke-19, Menguatkan Kerja Sama Parlemen Dunia Islam

Oleh : Rivka Mayangsari*) Indonesia telah memulai sebuah perhelatan internasional bergengsi yang menjadi bukti nyata kepemimpinannya dalam percaturan global dunia...
- Advertisement -

Baca berita yang ini