Sepakat Menikah, Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Tidak Ingin Memiliki Momongan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Baru-baru ini terkuak alasan mengapa Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati masih belum memiliki momongan di tahun kedua pernikahannya.

Hal itu lantaran keduanya sama-sama sepakat tidak ingin memiliki momongan jika menikah.

“Waktu dia bilang aku mau nikah sama kamu, terus ‘tapi aku gamau punya anak ya’ aku langsung ngomong gitu ke dia,” ujar Ririn.

“Terus dia juga bilang ‘sama aku juga gamau, jadi memang kita berdua dari awal itu gak mau punya anak kalo kita menikah lagi,” sambungnya.

Bukan tanpa alasan, pilihan tidak ingin memiliki momongan dipilih lantaran keduanya ingin fokus kepada anak-anak dari pernikahan sebelumnya dengan pasangannya masing-masing.

“Karena kita mau fokus dengan anak yang sudah ada,” ungkapnya.

Dilansir dari akun @lambegosiip, pernyataan pasangan tersebut sontak saja langusng menarik perhatian netizen, serta menimbulkan pro dan kontra.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by BERITA & INFO VIRAL (@lambegosiip)

“Tidak apa-apa sih, setiap suami istri punya keputusan dalam rumah tangga apalgi mereka sudah punya anak dari pasangan sebelumnya,” tulis netizen

“Setuju sama mereka nikah kalo sama-sama dah punya anak ngapain punya anak lagi lebih baik fokus sm anak yang ada, karna kalo namabh anak lagi kasian anak yang sebelumya kita kan ga tau yah perasaan anak gimana,” sambung netizen.

“Lah…bukannya mereka saling mencintai, kenapa gak mau punya anak,” timpal netizen.

“Terus mau nikah buat apa?” tutup netizen.

Diketahui, keduanya sama-sama memiliki anak dari pernikahan sebelumnya yang harus kandas di tengah jalan.

Ibnu Jamil memiliki satu orang putra, sedangkan Ririn Ekawati memiliki dua orang putri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini