Sempat Viral dan Diklaim Bisa Tangkal Corona, Ternyata Kalung Antivirus Justru Berbahaya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa waktu belakangan, kalung antivirus tengah hits dan banyak dicari orang di tengah pandemi. Pasalnya, kalung tersebut diklaim bisa menangkal Corona.

Namun siapa sangka, di dalam kalung tersebut justru tersimpan bahaya. Dilansir dari tayangan Hidup Sehat TvOne, Dokter Spesialis Okupasi, dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, Sp. Ok, Ph.D memberikan penjelasannya terkait fenomena kalung tersebut.

“Sangat diragukan (efektivitasnya). Secara berkala, kalung akan keluar klorindioksida melalui udara. Digunakan dekat hidung malah terhirup. Mudaratnya (dampak buruknya) jauh lebih besar,” katanya, dikutip Selasa, 23 Juni 2020.

Dokter Muchtar melanjutkan, klorindioksida adalah senyawa untuk membunuh virus. Secara teori memang bagus untuk mematikan virus, namun efek sampingnya berbahaya bagi manusia.

“Tapi (membunuh virus harus) dengan konsentrasi tertentu. (Misal) Dipakai ketika cuci baju dan ada takaran. Kalau di udara bebas (belum ada takaran) dan belum lagi ada arah angin, temperatur, kelembapan. Sangat banyak faktornya,” ujarnya.

Kalung antivirus diketahui memiliki teknologi untuk memproduksi klorindioksida, yang bisa mematikan virus. Namun zat tersebut bisa berbahaya bagi paru-paru manusia.

“Klorin masuk ke paru kurang bagus, karena dia disinfektan untuk benda mati. Secara ilmiah, karakter virusnya belum tahu, jadi obat antivirus dan vaksin belum ada, enggak logis dengan kalung,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini