MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa tak kenal influencer ternama sekelas Anya Geraldine? Cantik, seksi, sukses berbisnis, apa lagi yang kurang?
Mungkin bagi sebagain orang, menjadi sosok Anya sangat bahagia. Mengapa tidak, paras cantik dan status sebagai selebgram hits dengan tarif endorse selangit bikin ia juga bergelimang harta.
Namun nyantanya, kehidupan yang dilalui Anya tak semudah itu. Sempat malu mengungkapkan ke publik, lewat channel Youtube Tretan Muslim dalam segmen Are We Okay bersama Mental Health Consuller, Hasan Askari, Anya membeberkan dirinya mengidap Borderline Personality Disorder, atau Gangguan Kepribadian Ambang.
Mental illness jenis ini merupakan gangguan mental yang rentan dialami usia remaja hingga dewasa muda. Ditandai dengan suasana hati yang berubah-ubah dan perilaku yang impulsif.
Singkatnya, menurut Hasan Askari, Borderline Disorder merupakan bentuk gangguan mental dimana penderitanya merasa takut jika ditinggal orang-orang yang ia sayangi. Lantas bagaimana cara Anya mengatasinya?
Anya mengungkapkan ia sempat ingin melakukan terapi terkait mental illness nya ini. Namun hal tersebut ia urungkan.
“Akhirnya aku ketemu dia (psikolog) beberapa kali, tapi aku gak ngambil paket terapi yang ada jamaninannya itu, karena puluhan juta,” ungkap Anya sambil tertawa.
Meski begitu, Anya pun memiliki cara tersendiri untuk mengatasi mental illnessnya.
“Setelah ngobrol sama dia (psikolog) beberapa kali ya aku jadinya ada awarness atas diri aku. Oh ternyata gitu, berati aku harus gimana ya? Harus ada dilingkungan seperti apa ya,” jelas Anya.
Sangking takutnya, secara tak sadar Anya kerap menanyakan perasaan sang pacar kepada dirinya loh!
“Sering banget sama pacar kaya lagi makan atau dimobil tiba-tiba nanya, Ovi kamu sayang sama aku ga? Kamu lebih sayang aku kalo aku lagi ngapain,” tutur Anya.
Dirinya tak menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan ke pacar dan mulanya hanya jokes ternyata berhubungan dengan mental illness yang ia alami.
“Ada hubungannya, kan Anya takut sayangnya dia hilang, kalau hilang kemungkinan dia pergi semakin tinggi,” tambah Hasan menjelaskan.
Meski begitu, Anya tak mau membawa terlalu serius tentang mental illness-nya. Ia pun sudah memiliki jurus ampuh jika rasa itu datang.
“Semi denial aja, kaya nggak ko gue gak kaya gitu, gue normal gue normal ya kaya gitu aja,” kata Anya.