Sedih! Wanita Ini Temukan Pesan Terakhir Suami yang Meninggal karena COVID-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAVirus corona (COVID-19) yang menyebar ke seluruh dunia memakan banyak korban. Kebanyakan dari mereka ‘pergi’ secara mendadak dan tak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya.

Seperti yang dialami seorang istri bernama Katie Coelho. Ia pikir suaminya tak mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga, namun ia menemukan pesan terakhir sang suami di handphone.

Katie Coelho masih belum percaya suaminya tidak akan kembali dari rumah sakit setelah terjangkit COVID-19. Terlebih sang suami, Jonathan Coelho, masih sangat muda dan tergolong sehat.

BACA JUGA: Hal Sepele Ini Bikin Hito Caesar Panik Takut Kena Covid-19

Sebelum terjangkit COVID-19, Jonathan sudah dua kali sembuh dari serangan kanker. Dokter tidak akan terkena komplikasi meski positif virus Corona. Namun takdir mengatakan lain dan beberapa hari lalu Jon meninggal di usia 32 tahun karena serangan jantung yang dipicu oleh virus tersebut.

Kepada CNN, Katie menyampaikan bahwa kejadian ini masih belum bisa dipercaya. “Ini seperti tidak nyata. Aku terus berpikir, akan ada banyak waktu di mana aku hidup tanpa suamiku daripada aku hidup bersamanya dan itu sangat menyakitkan,” kata Katie.

Ketika pergi ke rumah sakit untuk mengambil barang-barang sang suami, Katie membuka handphone Jonathan dan melihat sebuah catatan yang ditinggalkannya. Meski tidak sempat berbicara atau video call di hari terakhirnya, dari pesan tersebut Katie mengetahui isi hati suaminya.

BACA JUGA: Edan! Pria Ini Potong Lidah sebagai ‘Persembahan Dewa’ Demi Cegah Covid-19

Berikut isi pesan terakgir suami Katie:

Aku mencintai kalian dengan seluruh hatiku dan kamu memberikan hidup terbaik yang pernah aku minta. Aku sangat beruntung, aku sangat bangga menjadi suamimu dan ayah dari Breadyn dan Penny.

Katie kamu orang paling perhatian tercantik yang aku pernah temui. Kamu luar biasa. Pastikan kamu hidup penuh kebahagiaan dengan hasrat yang sama yang membuatku jatuh cinta. Melihat kamu menjadi ibu terbaik untuk anak-anak adalah hal terhebat yang pernah aku alami.”

Beri tahu Braedyn tahu bahwa dia adalah teman terbaikku dan aku bangga menjadi ayahnya dan semua hal-hal hebat yang dia pernah lakukan dan akan terus lakukan.

Beri tahu Penelope bahwa dia adalah seorang putri dan bisa memiliki apapun yang dia inginkan dalam hidup. Aku sangat beruntung.

Jangan menahan diri dan jika kamu bertemu seseorang, ketahuilah bahwa jika dia mencintaimu dan anak-anak maka aku juga menginginkannya untukmu. Selalu bahagialah apapun yang terjadi,” tulis Jonathan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini