MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak anak muda memiliki impian bisa bertemu pasangan hidupnya sebelum usia 25 tahun. Harapan ini termasuk keinginan menikah muda, membangun rumah tangga dan menghabiskan seumur hidup bersama.
Seperti halnya yang terjadi pada anak pertama Ustadz Arifin Ilham, Muhammad Alvin Faiz. Di usia 17 tahun, dia dianggap dewasa karena telah resmi menikah dengan seorang perempuan cantik bernama Larissa Chou.
Usia memang bukan ukuran kedewasaan seseorang. Namun ada fakta menarik yang menunjukkan, Indonesia ternyata memiliki ranking tinggi atau urutan ke-37 dalam persentasi pernikahan usia muda di dunia.
Menikah dalam usia muda atau sebelum menginjak umur 25 tahun memang termasuk dalam usia yang sah secara hukum. Karena itu, ada baiknya untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk menikah muda.
Jika tidak, perkawinan kita bisa terancam berakhir dalam perceraian. Sudah banyak contohnya di sekitar kita, baik yang dialami artis, selebgram, atau pun teman dan kerabat sendiri.
Berikut ini lima hal penting yang harus menjadi pertimbangan sebelum menikah muda:
1. Kesiapan mental
Kesiapan psikis dan mental menjadi hal utama yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah, terlebih nikah muda. Kesiapan psikis dan kedewasaan mental memang tak selalu dipengaruhi umur. Hanya saja, mereka yang belum dewasa secara usia cenderung memiliki emosi yang labil, belum matang dalam bersikap dan mengambil keputusan, serta lebih mementingkan ego masing-masing.
Hal ini dikhawatirkan dapat terjadi ketika menghadapi permasalahan atau kesulitan dalam rumah tangga. Akibatnya, kerap adu mulut atau bertengkar, saling egois, hingga akhirnya pernikahan hanya seumur jagung alias bercerai.
2. Memiliki penghasilan tetap
Uang bukan yang terpenting namun penting sebagai bekal menjalani kehidupan pernikahan. Sebaiknya kita dan pasangan memiliki penghasilan sendiri untuk biaya kehidupan sehari-hari, tabungan dan investasi. Tujuannya agar kita tak bergantung pada orang lain dan membuat rumah tangga jauh dari masalah finansial.
3. Putuskan soal tempat tinggal
Pasangan muda sering menggampangkan persoalan tempat tinggal di awal pernikahan. Kebanyakan berencana tinggal bersama orangtua atau mertua sebelum punya rumah sendiri.
Ironisnya, pengaturan ini sering membawa masalah dalam hubungan pernikahan. Untuk mencegahnya, pastikan untuk membuat batasan privasi agar tidak terganggu. Jika berencana punya tempat tinggal sendiri, atur dengan baik keuangan keluarga agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
4. Kenali karakter pasangan
Sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan, pastikan kamu sudah mengenal karakter pasangan dengan baik, kelebihan maupun kekurangan. Jangan sampai ketika sudah menikah baru terbongkar karakter buruk pasangan, apalagi jika itu merugikan hubungan. Karena itu, manfaatkan masa-masa pendekatan pranikah untuk saling mengenal lebih jauh.
Pastikan kekurangan itu masih bisa ditoleransi serta keseriusan pasangan memperbaiki diri sehingga tak memberi dampak buruk ketika menikah. Namun, jika pasangan tak juga berubah dan kamu tidak bisa menerima kekurangan itu, sebaiknya sudahi hubungan.
5. Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi sering kali diabaikan pasangan yang ingin menikah muda, terlebih perempuan. Padahal, hal ini juga penting. Sebab, perempuan yang melakukan hubungan seks saat usia dini berisiko lebih besar terkena kanker serviks.
Ditambah lagi, organ reproduksi perempuan di bawah usia 20 tahun belum siap mengandung dan melahirkan. Akibatnya, kesehatan reproduksi terabaikan yang akhirnya meningkatkan risiko kematian ibu serta anak.
Reporter: Mala Komala