QR Code Ajaib Di Festival Budaya Tradisional Jepang

Baca Juga

MATA INDONESIA, KYOTO – Gion Matsuri adalah salah satu festival tahunan yang paling terkenal di Jepang. Tahun ini, perhelatannya merambah ke dunia digital.

Di tahun 2022 ini, tersedia peta online interaktif untuk menunjukkan dimana dan kapan pengunjung dapat melihat 34 kendaraan hias besar yang berarak melintasi kota Kyoto.

Gion Matsuri tahun ini menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Untuk menemukan lokasi yang menarik, pengunjung dapat menggunakan GPS sebagai penunjuk.

Uniknya, pengunjung juga dapat menggunakan peta digital yang tersedia untuk menemukan teman mengobrol selama festival.

Jika pengunjung mengklik sebuah gambar bangunan atau jalan di peta, pengunjung dapat membaca sejarahnya dalam bahasa Jepang atau Inggris.

Inovasi yang menarik ini adalah hasil gagasan dari Machi Takahashi,presiden dan co-chief executive dari perusahaan peta digital Stroly yang berbasis di Kyoto.

Ia merupakan pengusaha wanita yang sangat langka karena mayoritas kaum laki-laki lebih mendominasi start-up di Jepang.

Melansir dari BBC, Machi mengatakan bahwa ia terkejut ketika penyelenggara festival mengizinkannya untuk mendigitalkan peta mereka. Ia mengira bahwa festival budaya tradisional Jepang ini cukup konservatif.

Masyarakat dapat mengakses peta digital berbasis website ini dengan cara scan kode QR. Kemungkinan akan ada banyak warga yang tidak suka jika hanya sekedar stiker QR code yang menempel di dinding. Sebagai gantinya, Stroly membuat kartu pos cantik yang tidak hanya tercetak kode QR,namun juga pola peta tradisional Jepang.

Ini melengkapi kesan peristiwa kuno dan juga sebagai desain untuk peta digital yang Stroly buat. Peta Stroly ini membantu pengunjung untuk menavigasi kota. Sebelum pandemi, ia membagikan pamflet yang ternyata tidak dapat membantu turis untuk menemukan lokasi yang ingin ia kunjungi.

Machi mengatakan bahwa dengan menggunakan peta digital Stroly, polisi yang berada di lapangan akan lebih mudah menjelaskan kepada pengunjung ke mana pengunjung harus pergi.

Ia menambahkan bahwa dengan peta digital tersebut ia juga dapat membantu warga Jepang mengurangi sampah kertas hingga sepertiga dari jumlah normal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini