Pria Jomblo Rentan Alami Serangan Jantung, Menurut Studi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah studi mengungkap, bahwa pria lebih berisiko terkena serangan jantung katastropik bila dalam situasi kelelahan total.

Menurut European Society of Cardiology (ESC), situasi tersebut biasanya terjadi pada pria-pria lajang atau yang belum menikah, dan duda.

“Kelelahan total adalah kelelahan berlebihan, perasaan demoralisasi, dan peningkatan emosi sehingga mudah marah,” kata salah satu penulis studi, Dr Dmitry Panov dari Institut Sitologi dan Genetika Novosibirsk, Rusia, seperti dikutip dari Today, Minggu 11 April 2021.

“Kelelahan ini dianggap sebagai akibat dari respon terhadap masalah yang sulit diselesaikan dalam kehidupan mereka. Terutama ketika mereka tidak dapat beradaptasi dengan paparan stres psikologis yang berkepanjangan.”

Ia mengungkap, dalam penelitian tersebut, ada 657 pria berusia antara 25-64 tahun terdaftar sejak 1994 dan kehidupan mereka diikuti selama 14 tahun. Para peneliti menemukan, pria dengan tingkat kelelahan total sedang atau tinggi, memiliki risiko serangan jantung 2,7 kali lipat lebih besar dalam lima tahun.

Kemudian, risiko 2,25 kali lipat lebih tinggi dalam 10 tahun, dan 2,1 kali lipat peningkatan risiko dalam 14 tahun, dibandingkan dengan pria tanpa kelelahan total.

Para ilmuwan lalu menyesuaikan dengan keadaan atau faktor sosial, seperti pekerjaan, status perkawinan, usia dan pendidikan.

Studi ini juga menemukan bahwa efek kelelahan total menurun, tetapi masih signifikan secara statistik. Dalam analisis ini, pria dengan tingkat kelelahan vital sedang atau tinggi, 16 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung selama 14 tahun, dibandingkan mereka yang tidak. Risiko itu lebih tinggi pada pria belum menikah atau duda.

“Hidup sendiri menunjukkan kurangnya dukungan sosial, yang kami tahu dari penelitian kami sebelumnya, ini merupakan faktor risiko independen untuk infark miokard dan stroke,” ujar Panov.

Untuk mencegahnya, Panov menyarankan agar mengurangis stres di rumah dan tempat kerja, lalu bersosialisasi lebih banyak dengan orang lain.

“Keterlibatan dalam kelompok masyarakat adalah salah satu cara untuk meningkatkan dukungan sosial dan mengurangi kerentanan terhadap stres. Dibarengi gaya hidup sehat, langkah-langkah ini akan bermanfaat bagi kesehatan jantung,” kata Panov.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini