MATA INDONESIA, JAKARTA – Kamera Polaroid kembali tren di kalangan anak muda. Pasalnya kamera jenis ini pernah redup tergerus oleh zaman. Namun kini banyak anak muda yang memamerkan jepretan hasil kamera instan dan foto kembali menggunakan ponsel.
Jika diperhatikan saat ini banyak kamera smartphone atau mirrorless yang semakin canggih. Tampaknya pesona kamera instan tak lekang oleh waktu dan jajaran vendor kamera kembali melirik kamera instan.
Nama kamera polaroid diambil dari nama perusahaan bernama Polaroid di Amerika Serikat. Polaroid muncul pertama kali di tahun 1950 an. Kamera ini berdasarkan rancangan Edwin Land. Awalnya jenis ini namanya land kamera.
Namun, popularitasnya yang tinggi membuat Edwin menyebut kamera tersebut sebagai polaroid. Penyebutan nama kamera polaroid pun masih berlangsung hingga sekarang.
Yang menarik, Edwin Land mendirikan perusahaan kamera ini pada 1937 bersama temannya George Wheelwright untuk produsen alat-alat kebutuhan militer, seperti kacamata pelindung dari asap, lampu meja, hingga rudal pencari panas.
Lalu pada tahun 1948, Edwin mengubah bisnisnya dengan menjual kamera instan pertamanya Model 95 pada 26 November 1948 seharga 89,75 dolar. Kamera instan pertama ciptaan Edwin dapat memproduksi gambar secara langsung dalam kurun waktu kurang dari 60 detik. Model 95 inilah yang menjadi prototype dari semua kamera Polaroid.
Pada tahun 1949, setahun setelah penjualan model 95, Land berhasil meraup keuntungan lebih dari 5 juta dolar. Warna foto dari Polaroid jenis prototype ini adalah sephia, cokelat kemerahan berukuran 8×10,5 sentimeter. Dengan masa development gambar di bawah 60 detik.
Dari tahun 1950 hingga 1954, penjualan Polaroid sudah mencapai angka lebih dari 23 juta dolar dan terjual oleh lebih dari 4000 distributor di Amerika Serikat. Kemudian, pada tahun 1958, Polaroid yang sudah menjadi produk paten terjual di lebih dari 45 negara, termasuk kamera, film dan aksesorisnya.
Melanjutkan kesuksesannya, Polaroid mengeluarkan Positive/Negative 4×5” film tipe 55, film hitam putih yang mampu memproduksi positif dan negatif. Kemudian muncul Polacolor, film berwarna pertama pada 1963.
Lalu pada tahun 1977, Land mengeluarkan kamera OneStep Land, yang merupakan paten ke-500 miliknya. Hingga mampu menjadi kamera terbaik di Amerika Serikat. Efek naiknya popularitas Polaroid adalah, pada tahun 1983, Polaroid telah mempekerjakan sebanyak 13.402 pekerja dengan angka penjualan mencapai 1,3 miliar dolar. Dengan lebih dari 1000 paten yang terdaftar di bawah Polaroid.
Kesuksesan yang menjulang tinggi tidak membuat Polaroid berhenti berkarya dengan terus mengeluarkan inovasi kamera instan. Mulai dari kamera model 110 yang sudah dilengkapi dengan diafragma pada tahun 1951. Hingga film berkecepatan 3000 ASA dengan masa development hanya dalam jangka waktu 10 detik pada tahun 1960.
Namun, adanya perkembangan teknologi membuat minat masyarakat terhadap kamera Polaroid menurun drastis. Karena banyaknya inovasi dengan jenis kamera digital lainnya. Polaroid terpaksa harus mengakui kebangkrutan mereka pada Oktober 2001.
Tren Baru
Memasuki fase 2022, tiba-tiba saja banyak anak muda gandrung menggunakan kamera polaroid. Mereka punya alasan tersendiri terkait kecintaannya pada kamera instan ini. Salah satunya bisa menghasilkan foto secara langsung, tanpa adanya proses cuci cetak.
Sedangkan jika kamera digital hanyalah menghasilkan foto berupa file. Melihat kondisi sekarang, orang ingin memiliki foto dalam bentuk cetakan yang bisa di bawa kemana-mana. Jadi tak hanya berupa file saja.
Bentuk kamera polaroid yang menyesuaikan dengan masa kini membuat kalangan anak muda kembali melirik kamera instan. Warna-warna yang unik, hingga tokoh yang ada pada tubuh kamera seperti Hello Kitty maupun Batman membuat orang membeli polaroid karena ingin mengoleksi tokoh yang tergambar
Bahkan dari segi ukuran kamera polaroid saat ini sudah menyesuaikan kebutuhan anak muda. Di Indonesia sendiri tipe mini lebih disukai karena harganya yang murah dan bisa masuk tas.
Reporter: Azzura Tunisya