Narkoba Meningkatkan Stamina? Mitos Atau Fakta?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbagai jenis obat-obatan terlarang mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda, dan efek yang terkait dengan obat dapat bervariasi pada setiap orang.

Bagaimana efek obat pada individu tergantung pada berbagai faktor termasuk ukuran tubuh, kesehatan umum, jumlah dan kekuatan obat, dan apakah ada obat lain dalam sistem pada waktu yang sama.

Narkoba dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek ini dapat berupa fisik dan psikologis, serta dapat mencakup ketergantungan.

Seseorang mungkin bertindak secara berbeda, merasa berbeda, dan berpikir secara berbeda jika telah menggunakan narkoba. Dan mereka mungkin berjuang untuk mengendalikan tindakan dan pikiran mereka.

Banyak orang mulai menggunakan obat-obatan terlarang tanpa memikirkan bahaya pada tubuhnya. Mereka berpikir narkoba tidak akan menjadi masalah karena mereka hanya pengguna biasa. Apalagi banyak yang beranggapan bahwa mereka menggunakan narkoba untuk menambah stamina demi memenuhi tuntutan pekerjaan.

Padahal, semakin banyak mereka minum obat, semakin besar kemungkinan mereka untuk membangun toleransi terhadap efeknya.

Hal ini dapat menyebabkan kebutuhan untuk mengambil dosis yang lebih besar untuk mendapatkan efek obat. Untuk alasan ini, bukti menunjukkan bahwa setelah penggunaan jangka panjang, banyak obat dapat menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan obat dapat dengan cepat mulai mempengaruhi kesehatan psikologis dan fisik seseorang, serta dapat mempengaruhi pekerjaan dan kehidupan sosialnya.

Lantas benarkah jika narkoba dapat dijadikan cara sebagai peningkat stamina seseorang?

Beda obat beda efek

Obat-obatan terlarang mempengaruhi sistem saraf pusat tubuh. Mereka memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku. Tiga jenis utama narkoba adalah depresan, halusinogen dan stimulan:

  • Depresan memperlambat atau ‘menekan’ fungsi sistem saraf pusat. Mereka memperlambat pesan yang masuk ke dan dari otak. Dalam jumlah kecil depresan dapat menyebabkan seseorang merasa santai dan kurang terhambat. Dalam jumlah besar mereka dapat menyebabkan muntah, pingsan dan kematian. Depresan memengaruhi konsentrasi dan koordinasi seseorang, dan memperlambat kemampuan mereka untuk merespons situasi. Alkohol, ganja, GHB, opiat (heroin, morfin, kodein) dan benzodiazepin (obat penenang ringan) adalah contoh dari narkoba jenis depresan.
  • Halusinogen mendistorsi rasa realitas. Seseorang mungkin melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada, atau melihat sesuatu dengan cara yang menyimpang. Efek lain dapat mencakup euforia emosional dan psikologis, mengatupkan rahang, panik, paranoia, gangguan lambung dan mual. Ketamin, LSD, PCP, ‘jamur ajaib’ dan ganja adalah contoh dari narkoba jenis halusinogen.
  • Stimulan mempercepat atau ‘merangsang’ sistem saraf pusat. Mereka mempercepat pengiriman pesan ke dan dari otak, membuat seseorang merasa lebih waspada dan percaya diri. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh, nafsu makan berkurang, agitasi dan sulit tidur. Dalam jumlah besar stimulan dapat menyebabkan kecemasan, panik, kejang, kram perut dan paranoia. Kafein, nikotin, amfetamin, kokain dan ekstasi (MDMA) adalah contoh dari narkoba jenis stimulan.

Sederhananya, efek jangka pendek narkoba, terutama jenis stimulan dapat membuat tubuh seseorang lebih bersemangat. Namun, setelah efek dari narkoba habis, tubuh justru akan merasa sangat kelelahan karena kurang istirahat.

Narkoba jenis stimulan juga dapat membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, jantung akan lebih cepat lelah sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan. Tak hanya itu, organ lain seperti otak, hati, paru-paru dan ginjal juga dapat rusak karena efek dari narkoba jenis ini.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada tingkat penggunaan narkoba yang aman. Maka pakailah cara lain yang lebih aman untuk meningkatkan stamina, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.

Reporter: Sheila Permatasari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini