MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam penelitian, manusia dinilai memiliki kesempatan untuk bermimpi setidaknya empat hingga lima kali dalam semalam. Maka, tidak heran apabila seseorang bisa mengingat mimpinya. Para ahli mempercayai bahwa fenomena ini terkait dengan tahap tidur Rapid Eye Movement (REM) yang umumnya terjadi menjelang pagi hari saat hendak bangun.
Selama REM, otak akan memproses emosi dan pengalaman sehari-hari dan mengaturnya ke dalam ingatan jangka panjang. Bila mempertimbangkan semua aktivitas mental yang terjadi selama REM, mimpi terasa sangat bergejolak sebelum bangun.
Meski demikian, beberapa orang mengalami hal yang sama menilai bahwa kondisi tersebut dikenal sebagai Vivid Dreams. Jika mengutip dari verywealth.com, Vivid Dream adalah mimpi yang melekat di otak dan terasa mirip dengan ingatan pada kehidupan nyata. Umumnya, mereka muncul dari siklus REM normal yang dilalui otak dalam tidur malam.
Cara kerjanya yaitu terjadi secara berulang-ulang yaitu setiap 90 menit dan berlangsung selama kira-kira 20 hingga 25 menit. Selain itu, thalamus, bagian orak yang berfungsi menyampaikan informasi sensorik menyala dan mengirimkan gambar, pikiran, dan narasi yang dikumpulkan sepanjang waktu ke korteks serebral untuk diproses.
Informasi yang diproses sangat jelas sehingga seseorang bisa saja terbangun dengan pertanyaan apakah kejadian dalam mimpi benar-benar terjadi atau tidak. Bahkan tidak jarang seseorang bergegas membuka mata mengingat ketidakteraturan mimpi yang dialami.
Apabila seseorang cenderung mengalami banyak kecemasan, diperkirakan mimpi yang akan terjadi cenderung menyedihkan. Namun, bila seseorang merasakan ketenangan dalam berpikir maka kemungkinan akan mendapatkan mimpi yang positif.