MATA INDONESIA, JAKARTA – Hemoglobin (Hb) adalah protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Protein ini juga berfungsi memberi warna merah pada darah.
Hemoglobin merupakan komponen dalam sel darah merah yang berperan penting untuk mengikat oksigen dalam darah. Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, maka akan terjadi anemia yang dapat menimbulkan sejumlah keluhan dan gangguan kesehatan.
Pada kadar normal, hemoglobin memiliki banyak fungsi dalam tubuh. Oleh karena itu, kadar hemoglobin yang normal harus selalu dijaga. Selain memberikan warna, hemoglobin juga membantu sel darah merah mengambil bentuk alaminya, yaitu bulat dengan bagian tengah yang lebih rata.
Dengan bentuk ini, sel darah merah dapat dengan mudah bergerak dan beredar di pembuluh darah. Jika jumlah atau bentuk hemoglobin tidak normal, sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan baik untuk membawa oksigen dan karbon dioksida. Hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan termasuk anemia.
Setiap rantai globin mengandung senyawa porfirin yang mengandung zat besi bernama heme. Senyawa tersebut diperlukan untuk menunjang fungsi hemoglobin sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Peran hemoglobin dalam mekanisme pernapasan cukup penting.
Selain itu, fungsi hemoglobin yang tak kalah krusial lainnya yakni menjaga bentuk sel darah merah. Normalnya, sel darah merah bentuknya berupa kepingan mirip donat tanpa lubang di tengah. Apabila struktur hemoglobin tidak normal, bentuk sel darah merah bisa berubah, sehingga fungsi dan alirannya ke pembuluh darah jadi tidak optimal.
Nilai normal kadar hemoglobin di dalam tubuh seseorang ditentukan berdasarkan jenis kelamin dan usianya. Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa berkisar antara 12–15 g/dL, sedangkan kadar hemoglobin pada pria dewasa berkisar antara 13–17 g/dL.
Ketika kondisi hemoglobin seseorang lebih tinggi atau lebih rendah daripada jumlah normal, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.
Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi juga menandakan adanya masalah kesehatan dalam tubuh. Kondisi kadar hemoglobin yang tinggi dapat disebabkan oleh polisitemia vera, kanker, tumor ginjal, penyakit paru-paru, kelainan jantung bawaan, dan dehidrasi. Selain itu, kebiasaan merokok, efek samping obat-obatan tertentu, serta faktor lingkungan seperti tinggal di daerah dataran tinggi atau di tempat kerja yang berpotensi menyebabkan keracunan karbon monoksida, juga dapat memicu peningkatan kadar hemoglobin.
Seseorang dengan hemoglobin tinggi mungkin mengalami beberapa gejala, seperti sakit kepala, pusing, dan lemas, tetapi terkadang tidak ada gejala. Kadar hemoglobin yang tinggi tidak selalu berbahaya, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Kadar hemoglobin yang rendah menandakan bahwa tubuh mengalami anemia. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, antara lain kehilangan darah, gangguan fungsi ginjal dan sumsum tulang, paparan radiasi, atau kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.
Ketika hemoglobin tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh mengalami berbagai gejala seperti lemas dan lelah, sakit kepala dan pusing, kulit pucat, dada berdebar-debar, dan sesak napas. Hemoglobin rendah dapat diobati dengan mengobati penyebab yang mendasarinya.
Selain itu, penderita defisiensi Hb dapat mengonsumsi obat pengencer darah atau makanan yang kaya zat besi, folat, dan vitamin B12, seperti daging, ikan, telur, dan sayuran, untuk meningkatkan jumlah dan fungsi hemoglobin.
Jadi apabila kamu mengalami gejala kekurangan hemoglobin (anemia) atau memiliki gangguan kesehatan yang berisiko menyebabkan kekurangan hemoglobin, segeralah ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan.
Reporter: Syifa Ayuni Qotrunnada