Mengapa Ban Berwarna Hitam? Ini Alasannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Warna hitam pada ban merupakan sebuah desain yang hampir pasti dimiliki oleh semua kendaraan. Lantas mengapa tidak ada warna lain? Mengapa harus berwarna hitam?

Meski warna alami lateks karet atau bahan baku untuk produksi ban berwarna putih susu namun dalang warna hitam pada ban sebenarnya merupakan senyawa kimia bernama karbon hitam (carbon black) yang dicampur ke karet saat proses produksi agar ban awet dan digunakan di kecepatan tinggi.

Adapun, carbon black merupakan produk sampingan dari pembakaran berbagai produk minyak bumi dan dikombinasikan dengan polimer lain untuk membuat senyawa tapak ban. Efek penggunaannya yakni menyebabkan warna hitam.

Mengutip dari Burt Brothers, carbon black dinilai mampu memperpanjang umur ban karena bisa menghantarkan panas dari bagian-bagian mobil yang cenderung sangat panas selama berkendara. Selain itu, carbon black juga bisa melindungi ban dari efek yang merusak dari sinar UV dan ozon.

Keuntungan lainnya jika ban berwarna hitam yaitu praktis saat proses pembersihan karena apabila warnanya terang akan sulit membuatnya tetap terlihat bersih dan bagus. Warna hitam juga cocok jika dipadukan ke berbagai desain dan warna cat mobil sehingga bisa memudahkan desainer mobil serta mata konsumen.

Sebenarnya kehadiran ban diawali dari terciptanya mobil yang awalnya terlihat seperti kereta kayu yang diberikan tenaga mesin. Rodanya dibuat dari kayu dan pita besi di sekitar pelek. Namun, seiring peningkatan performa mobil, orang mulai menyadari bahwa ban kayu tidak efektif. Hal inilah yang menjadi pertanda awal munculnya ban mobil karet pada tahun 1895.

Awal abad kedua puluh, pembuat ban bereksperimen dengan berbagai macam teknik untuk membuat produk yang lebih baik. Salah satu eksperimennya mengarah pada penggunaan jelaga dari berbagai proses industri yang dicampur ke dalam campuran karet.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini