Menarikan Lagu Milik BTS di Kereta, Tiga Tentara Korea Utara Dihukum

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiga tentara Korea Utara tertangkap basah menarikan lagu ‘Blood, Sweat & Tears’ milik boy group BTS. Mereka kemudian ditangkap karena dianggap terpengaruh oleh propaganda Korea Selatan.

Dilansir dari DailyNK, 12 Agustus 2020, insiden ini terjadi di Stasiun Sokhu di Provinsi Hamgyong Selatan. Pada 5 Agustus 2020 lalu, sebuah kereta menuju Hyesan dari Pyongyang tiba-tiba berhenti karena listrik mati.

Kemudian, tiga tentara dari divisi angkatan udara menari-nari di kereta sebagai hiburan. Namun, tiba-tiba saja anggota Badan Keamanan Pertahanan menyeret ketiga tentara tersebut.

BACA JUGA: Kebaikan Jungkook BTS di Apartemen Diungkap Fans, Salah Satunya Dipesankan Makanan

Saat diperiksa ketiganya mengaku tidak tahu kalau tarian tersebut berasal Korea Selatan. Hal ini menjadi serius karena ketiganya menarikan koreografi tersebut ketika ditonton oleh banyak tentara lain.

Kapabilitas tentara Korea Utara akan dinilai berdasarkan penyelesaian dari kasus tersebut. Mereka mengaku hanya mengikuti tarian ‘Exciting Boy Scout Dance’ yang populer di kalangan masyarakat Korea Utara.

BACA JUGA: Heboh! Foto Tak ‘Normal’ BTS Sering Dipakai Program Berita Korsel, Begini Reaksi K-Netz

Di lain sisi banyak dari netizen Korea Selatan yang merasa skeptis dan bertanya, “Bagaimana bisa tentara Korea Utara tahu kalau itu adalah koreografi lagu ‘Blood, Sweat & Tears’ BTS kalau tidak pernah menontonnya?”

Hal itu rupanya disebabkan karena ternyata di Korea Utara terdapat sebuah divisi khusus yang memperhatikan konten dari luar negeri termasuk dari Korea Selatan, demi mencegah propaganda dari luar yang masuk ke Korea Utara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini