Meghan Markle Dicap Sebagai ‘Sosiopat Narsis’ oleh Para Pembantunya di Kerajaan

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON –  Para pembantu istana meyakini bahwa Meghan Markle atau Duchess of Sussex senagaja meninggalkan ‘jejak bukti’ saat dia merencanakan kepergiannya dari keluarga kerajaan.

Para pembantunya menamakan diri mereka “Sussex Survivors Club” . Setelah Meghan dan Harry berhenti dari peran mereka, menyebut Duchess sebagai sosiopat narsis.

Buku Extract of Courties: The Hidden Power Behind The Crown yang ditulis oleh Valentine Low diterbitkan oleh The Sunday Times tadi malam, 24 September 2022.

Buku tersebut menggambarkan hubungan Sussex yang memburuk dengan staf mereka. Staf mereka merupakan sekelompok ‘suksesi orang-orang baik’ yang percaya pada Meghan dan akan melakukan apa saja untuk membantu pasangan tersebut hingga sukses.

Mereka bahkan merasakan kekhawatiran apakah Meghan akan dapat menghasilkan uang untuk dirinya sendiri saat keluar dari kerajaan. Para staf ini mengatakan bahwa mereka merasa dipermaikan oleh Duchess of Sussex.

Buku tersebut mengklaim bahwa para staff meyakini Duchess ingin menunjukkan bagaimana institusi itu mengecewakkannya. Mereka bahwa mengklaim bahwa ada motif jahat dibalik keputusannya utnutk mengeluh ke banyak orang yang mendengarkan dengan simpatik kisahnya.

Dalam wawancaranya dengan Oprah Winfrey pada Maret 2021, Meghan menekankan perbedaan ratu dengan orang-orang yang mengelilinginya. Orang-orang yang dia rasa menolak untuk membantu ketika dia berada di saat-saat paling membutuhkan dan mengabadikan kepalsuan tentang dirinya.

Tetapi para pembantunya menjadi sangat kecewa sehingga mereka mulai curiga kepada Duchess. Bahkan permohonan putus asanya menurut mereka adalah bagian dari strategi yang sengaja Meghan rancang untuk memfasilitasi kepergiannya.

Menurut buku itu, beberapa staf  Meghan mencurigai bahwa pada akhirnya Meghan ingin menghasilkan uang. Dan satu-satunya cara yang bisa ia lakukan adalah meninggalkan kehidupan kerajaannya dan kembali ke Amerika.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini