Mattel Akui Gagal Produksi Barbie Edisi Olimpiade 2021 dengan Figur Asia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perusahaan mainan Barbie dikritik karena gagal dalam memperkenalkan boneka dengan figur Asia di edisi Olimpiade 2020. Padahal, gelaran acara tersebut digelar di Tokyo, Jepang.

Perusahaan tersebut mendapat reaksi dari netizen yang mengatakan bahwa tidak ada Barbie yang tampak seperti orang Asia. Kritik membanjiri Barbie di media sosial, dan Mattel selaku produsennya mengakui kesalahan mereka.

“Niat kami untuk mewakili komunitas Asia dengan boneka Skateboarder gagal dan kami sepenuhnya menerima dan mengakui umpan baliknya,” kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan, dilansir dari NBCNews.

Perusahaan mengatakan boneka skateboardnya dimaksudkan untuk mewakili komunitas Asia-Amerika. Tetapi, beberapa pengguna Twitter mengatakan bahwa mereka merasa Barbie tidak terlihat seperti orang Asia.

Mattel merlis lima boneka. Masing-masing koleksi mencerminkan lima olahraga baru yang telah ditambahkan ke Olimpiade yakni softball, olahraga panjat tebing, karate, skateboard, dan selancar.

Perusahaan mengatakan dalam rilis berita tahun lalu bahwa kolaborasi Barbie dengan Komite Olimpiade Internasional dan penyelenggara Tokyo 2020 akan menekankan “inklusivitas dan inovasi.”

Sejumlah orang lain menyoroti pencapaian Olimpiade putri Asia tahun ini, termasuk pesenam Suni Lee, yang merupakan orang Asia-Amerika pertama yang memenangkan emas dalam senam individu all-around. Kemudian pemain anggar Filipina-Amerika Lee Kiefer, yang menjadi yang pertama Wanita Asia Amerika untuk memenangkan emas anggar secara umum.

Mattel telah menciptakan Barbie untuk menghormati atlet Asia sebelumnya. Sebuah boneka yang menggambarkan pemain snowboard Chloe Kim, yang memenangkan medali emas dalam snowboarding di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, dirilis tahun itu.

Dan beberapa minggu sebelum upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, Mattel merilis boneka yang meniru model pemain tenis Naomi Osaka.

“Ke depan, kami akan bekerja untuk menemukan lebih banyak cara untuk memenangkan semua perwakilan dan merayakan pencapaian luar biasa dari semua atlet Olimpiade, yang menunjukkan kepada kami bahwa segala sesuatu mungkin terjadi,” kata juru bicara Mattel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini