MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat ini, animo orang tua untuk melihat anak-anaknya berseragam pegawai negeri sipil (PNS) masih cukup besar. Anggapan mereka, pekerjaan sebagai PNS bisa memberikan jaminan penghidupan bagi anaknya hingga masa tua.
Meski demikian, mindset demikian dinilai sudah tak relevan dengan kondisi saat ini yang diwarnai perkembangan teknologi dan informasi. Masih banyak profesi lain yang juga menjanjikan selain PNS.
Hal ini diungkapkan oleh Motivator Chandra Putra Negara. Ia menilai pemikiran tersebut berakar sejak Indonesia dijajah Belanda dan masih terbawa hingga kini.
“Kita sudah merdeka 75 tahun. Namun orang-orang yang sekarang usia 40 ke atas masih mendambakan anak mereka menjadi PNS,” ujar sosok yang menjadi Co-Founder dari sejumlah perusahaan yang berada di bawah naungan induk usaha CPN Group.
Ia pun menjelaskan bahwa minat yang besar untuk menjadi PNS terlihat dari banyak orang yang mendaftar ikut test CPNS setiap tahunnya. Padahal di era digital saat ini, profesi ini bisa saja tergerus dengan adanya teknologi robotic dan artificial intelligence.
Chandra pun meminta para orang tua agar tidak lagi menganut pola pikir lama, warisan zaman Belanda yang ditanamkan dengan begitu kuat oleh para pendahulu mereka.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebenarnya saat ini sudah banyak anak muda yang sukses berkreasi dengan memanfaatkan teknologi dan internet. Misalnya menjadi content creator, konsultan digital hingga berjualan melalui media sosial dan e-commerce.
“Profesi-profesi seperti itu kebanyakan diremehkan oleh orang tua. Sehingga seringkali anak muda berselisih paham dengan orang tuanya. Ketika terjadi gap generation inilah terjadi perdebatan yang tidak ada akhirnya,” katanya.
Chandra pun berharap agar seluruh orang tua di Indonesia mau memberikan ruang bagi anak-anaknya untuk berkreasi dalam mencari penghasilan.
“Percaya saja kepada mereka. Mereka akan mengejutkan orang tua dengan kesuksesan yang sama sekali tidak terpikirkan,” ujarnya.
Ia pun membuat perbandingan dengan kondisi perekonomian negara lain seperti Cina, Singapura dan Jepang. Ia menjelaskan bahwa untuk membuat perekonomian sebuah negara maju maka harus memiliki pondasi UKM yang kuat. Setidaknya dibutuhkan pengusaha sebanyak 7 persen dari total populasi sebuah negara.
“Cina kini menjadi sebuah ekonomi yang raksasa. Itu karena mental pengusaha mereka tuh cukup besar. Sehingga mereka tidak tergantung,” katanya.