MATA INDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat selalu berambisi untuk mempelajari lebih jauh tentang tata surya melalui Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), sehingga dapat mendaratkan manusia di planet Mars. Berbagai robot pun telah diluncurkan untuk mengeksplorasi planet merah tersebut sehingga memperoleh landasan dalam melakukan ekspedisi.
Namun efektifkah NASA mengirimkan astronaut ke Mars? Apakah pengiriman robot saja sudah cukup?
Mengutip dari Discovey Channel, banyak pihak yang berpendapat pengiriman manusia ke Mars adalah suatu hal yang tidak perlu. Pasalnya, selain dapat memakan biaya yang tinggi, ekspedisi manusia ke Mars juga memiliki resiko yang tinggi.
Alih-alih menggunakan tenaga astronaut untuk mengeksplorasi Mars, tujuan dari misi ini sebenarnya sudah bisa dicapai dengan bantuan dari robot. Jadi, manakah yang lebih efektif dan memberikan banyak manfaat? Berikut adalah perbandingannya dilihat dari berbagai aspek.
1. Eksplorasi
Meskipun ekspedisi awal sering berakhir dengan kegagalan, eksplorasi robot di Mars telah membaik. Robot dapat dikirim ke tempat yang belum dikunjungi manusia karena hanya memerlukan pasokan tenaga dan perlengkapan yang sedikit.
Keuntungan dan pencapaian berkelanjutan dalam teknologi akan memungkinkan robot dapat mengeksplorasi Mars lebih lanjut lagi dan menjawab berbagai pertanyaan utama dalam bidang ilmiah. Namun di sisi lain robot memiliki fungsi yang sangat terbatas. Dalam pengoperasiannya ia mengandalkan panduan manusia yang sering kali tersendat akibat jarak yang jauh dengan planet bumi.
Sedangkan manusia dapat menjelajahi medan Mars jauh lebih cepat, dapat bereaksi dan menindaklanjuti penemuan, dan mendapatkan lebih banyak sampel ilmiah. Pengalaman langsung manusia akan ruang angkasa tentunya juga akan mengubah perspektif dan menambah pengetahuan ilmiah manusia.
2. Ilmu
Robot yang tepat sangat akurat dan efektif ketika menyelesaikan tugas-tugas spesifik dan pra-program. Peran robot dapat menghilangkan risiko kesalahan manusia. Meski begitu, keberhasilan misi robot tergantung pada instruksi yang diberikan oleh pihak operator.
Sedangkan manusia dapat membuat keputusan penting dan menggunakan kecerdikan untuk melakukan fungsi dengan cepat. Mereka dapat mengumpulkan lebih banyak data dan merespons informasi dengan lebih baik secara real time, sehingga sangat memajukan penemuan baru.
3. Operasi
Penerbangan ke Mars akan panjang dan sebagian besar otomatis. Awak manusia mungkin bosan atau mengalami masalah psikososial. Robot tidak akan mengalami hal tersebut dan tidak pula membutuhkan persediaan oksigen, air, makanan, atau resolusi konflik yang besar dan berat.
Namun pada misi yang panjang, kemungkinan robot akan mengalami kerusakan cukup besar. Sedangkan manusia dengan akal sehatnya, mereka dapat memecahkan sendiri berbagai masalah yang ada dan menanggapi dengan cepat hal-hal yang tidak terduga.
4. Komunikasi
Jarak Mars dan Bumi yang cukup jauh dapat menyebabkan keterlambatan komunikasi hingga 44 menit. Hal ini dapat memperlambat dan mempersulit pengendalian robot, karena robot harus menunggu instruksi terlebih dahulu sebelum melakukan tugas. Kehilangan komunikasi akan menimbulkan konsekuensi yang serius pada misi robot.
Manusia adalah responden pertama yang otonom dan tidak perlu menunggu instruksi. Manusia masih dapat melakukan tugas-tugas yang diperlukan dan melanjutkan misi secara efektif bahkan jika kontak dengan tanah hilang.
5. Keberhasilan Misi
Robot pandai menyelesaikan tugas tertentu dan mengumpulkan informasi khusus untuk dikirim kembali ke Bumi untuk ditafsirkan. Dengan begitu misi akan relatif mudah. Pengembalian tidak diperlukan dan penghematan besar pada persediaan, makanan, bahan bakar dan kompleksitas misi dapat diwujudkan.
Meski begitu, kru manusia dapat menjawab pertanyaan yang lebih besar, menginterpretasikan hasil secara instan, dan membuat penemuan revolusioner. Namun, menciptakan dan melaksanakan rencana misi untuk membawa manusia mendarat dan kembali dari Mars adalah tantangan terbesar yang pernah dihadapi NASA.
6. Biaya
Misi robot relatif ekonomis, karena persediaan dan perjalanan pulang tidak diperlukan. Sedangkan biaya untuk ekspedisi manusia lebih besar. Beberapa pihak memperkirakan dapat mencapai ratusan miliar. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa keuntungan ilmiah dari satu misi manusia akan sebanding dengan misi 10 robot saja.
7. Risiko
Misi Mars memiliki tingkat kegagalan yang tinggi secara historis. Jika penyelidikan robot hilang, itu dapat dibangun kembali, tetapi nyawa manusia akan hilang selamanya.
Robot bisa bertahan dalam kondisi planet yang tidak bersahabat jauh lebih baik daripada manusia. Sedangkan jika astronot berhasil kembali dalam kondisi hidup, mereka mungkin akan menghadapi berbagai masalah kesehatan jangka panjang. (Marizke/R)