MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia akhirnya memiliki drone karya anak bangsa, Elang Hitam. Drone ini diwacanakan dapat membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjaga pertahanan Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan.
Efisiensi yang ditumbulkannya membuat pemerintah memajukan produksi massal alutsista terbaru ini menjadi tahun 2022. Elang Hitam produksi pertama nantinya akan memulai operasi untuk menjaga perairan Natuna pada tahun mendatang.
Untuk mengetahui lebih jauh, cek 5 fakta si Elang Hitam ini.
1. Mampu Terbang Selama 30 Jam
Pesawat udara nirawak Elang Hitam ini didesain secanggih mungkin untuk membantu menjaga keamanan dari udara, khususnya di wilayah perbatasan. Kemampuan Elang Hitam di antaranya bisa terbang selama 30 jam, take off dan landing di kawasan minimal 700 meter, ketinggian terbang hingga 200.000 kaki, dan memiliki kecepatan maksimum 235 kilometer per jam.
2. Membantu Tugas di Bidang Keamanan
Drone Elang Hitam sebagaimana fungsinya untuk membantu mengawasi pertahanan Indonesia melalui udara. Kehadirannya dapat mengefisienkan pemantauan karena tidak membutuhkan awak untuk ikut terbang ke udara. Selain itu, kemampuan terbang jarak jauh dan tiada henti selama 24 jam ini bisa menjadi solusi untuk memantau perbatasan dari hal-hal yang selama ini terlewatkan dari penjagaan.
3. Bisa Mendukung Kegiatan Intelijen
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menjelaskan drone Elang Hitam bisa mendukung kegiatan intelijen, pengawasan, pengintaian dan penargetan (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance and Targeting).
4. Dikembangkan oleh Anak Bangsa
Pesawat ini dikembangkan oleh Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak yang beranggotakan BPPT, Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara sebagai pengguna, Institut Teknologi Bandung sebagai mitra perguruan tinggi, PTDI sebagai mitra industri pembuatan pesawat, PT LEN Persero yang mengembangkan sistem kendali dan muatan, serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
5. Dilengkapi Sistem Persenjataan Terkini
Drone Elang Hitam akan diintegrasikan dengan sistem Folding Fin Aerial Rocket kaliber 70 milimeter produksi PT Dirgantara Indonesia yang kini mempersenjatai pesawat tempur F-16 milik TNI AU.