Lebih Bebas dan Nyaman, Alasan Ragil Mahardika Pilih Tinggal di Jerman Bersama Suami Gay

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasangan LGBT Ragil Mahardika dan Frederik Vollert kini menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet, usai hadir menjadi bintang tamu di kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Dalam perbincangan berdurasi satu jam tersebut, mereka membahas seputar kehidupannya sebagai pasangan sesama jenis atau gay. Diketahui setelah melakukan pernikahan sesama jenis, Ragil pun langsung hijrah ke Jerman dan hidup bahagia bersama Frederik.

Alasan seleb TikTok itu pilih menetap di Jerman, karena merasa seperti lebih bebas dan nyaman menunjukkan jati dirinya. Ragil dan Frederik tanpa khawatir jalan bergandengan tangan dan menunjukkan rasa kasih sayang. Mereka pun kerap membagikan kegiatan sehari-harinya di laman media sosialnya.

“Aku nyaman dengan diriku sendiri, apalagi di Jerman tidak ada yang namanya golongan tertentu, aku bisa bekerja, bisa hidup seperti orang pada umumnya,” kata Ragil Mahardika seperti dikutip dari podcast Close the Door, diunggah Sabtu (7/5/2022).

Ragil bahkan menjadikan aktivitas sehari-harinya melayani sang suami, Frederik. Mulai dari memasak, berkebun, hingga jalan-jalan. Selain mendapatkan kehidupan yang lebih nyaman, Ragil juga memikirkan soal kehidupan kariernya yang terlihat tidak akan berjalan baik jika tinggal di Indonesia.

“Kalau disini aku nggak mungkin bisa jadi guru, emang dinas sosial mau mempekerjakan aku? Di Jerman sendiri kalau ada orang tua yang nggak setuju gurunya gay, disuruh pindah sekolah,” ucap Ragil Mahardika.

Sosok pria gay asal Medan ini diketahui mempunyai pekerjaan yang mulia di Jerman. Ragil Mahardika bekerja di sebuah lembaga sosial yang membantu anak-anak berkebutuhan khusus.

Ragil Mahardika dan Frederik Vollert mengaku menikah pada 2018, tidak lama sesudah Pemerintahan Jerman menetapkan UU LGBT di akhir 2017.

Reporter: Dhea Salsabila

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini