Kontroversi! Perawat Ini Bikin Masker Rajutan Mirip Kelamin Wanita

Baca Juga

MATA INDONESIA, BRISBANE – Di tengah pandemi corona (Covid-19), seorang perawat asal Brisbane, Australia membuat kreasi masker bikinan tangannya. Bukan dipuji, perawat itu melah mengundang kontroversi.

Perawat yang diketahui bernama Lulu Geraghty itu membuat masker rajutan berbentuk alat kelamin wanita.

Dilansir dari Metro UK, Senin 30 Maret 2020, Lulu membuat masker berbentuk vulva tersebut bertujuan untuk menghibur orang-orang yang tegang karena pandemi Corona. Ia mengatakan bahwa maskernya tersebut bagian dari item fashion karena tidak memenuhi standar medis.

“Ini untuk sedikit mencerahkan mood. Aku tidak ingin meminimalisir keseriusan dari virus Corona, tapi aku ingin sedikit kita untuk sedikit bersenang-senang,” kata Lulu.

Selain itu, kata Lulu, tujuannya ingin mendobrak ketabuan wanita soal bentuk vulva. Selama ini, wanita sering kali terobsesi dengan bentuk alat kelamin yang sempurna.

“Menyedihkannya, ide tentang bentuk vulva yang ideal sangat tidak realistis. Wanita muda terutama merasa tertekan dengan bentuk vulvanya, padahal bentuknya benar-benar normal,” ungkapnya

“Bahkan sekarang ada prosedur kecantikan seperti operasi vulva yang semakin meningkat. Aku sangat khawatir akan hal itu,” tambah Lulu.

Wanita 42 tahun itu membuat masker rajutan berbentuk vulva dengan desain yang berbeda-beda. Hal tersebut sebagai edukasi bahwa setiap wanita memiliki bentuk yang berbeda-beda.

“Aku sengaja membuatnya berbentuk berjumbai, asimetris, dan berbulu. Setiap orang berbeda-beda,” pungkasnya.

Rajutannya yang ia buat tersebut pun diunggahnya di media sosialnya, termasuk Instagramnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Skrining Massal, 291 Kasus TBC Baru Ditemukan di Gunungkidul dalam 6 Bulan Pertama 2025

Mata Indonesia, Gunungkidul - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat sebanyak 291 kasus baru Tuberkulosis (TBC) selama semester pertama tahun 2025.
- Advertisement -

Baca berita yang ini