MATA INDONESIA, JAKARTA – Kolesterol kerap dikaitkan jika mengonsumsi makanan bersantan. Terlebih, saat ini sedang dalam momentum Lebaran. Mengingat, pada hari raya ini beragam makanan akan tersedia termasuk makanan yang bersantan.
Dokter ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen menegaskan bahwa makanan bersantan tidak membuat kolesterol naik.
“Kelapa itu tumbuhan, bukan hewan. Karena levelnya bukan makhluk hidup tingkat tinggi, maka tumbuhan itu nggak butuh kolesterol. Jadi otomatis mereka ngga bikin kolesterol,” kata Tan.
Ia menilai bahwa kandungan lemak pada kelapa tergolong tinggi, dengan keistimewaan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Jika mengonsumsi lemak pada kelapa, bisa memberikan dampak terhadap pembentukan lemak darah.
Tidak hanya LDL atau partikel lipoprotein yang paling kecil sehingga mudah teroksidasi menjadi plak di pembuluh darah, tapi juga meningkatkan HDL.
“Yaitu partikel lipoprotein berat jenis tinggi yang justru melindungi jantung dan pembuluh darah,” kata Tan.
Ia menambahkan bahwa yang perlu diperhatikan yaitu jika santan dihangatkan secara berulang dan sering dikonsumsi. Bila dihangatkan secara berulang, lemak jenuh teroksidasi menjadi radikal bebas.
Ini yang bahaya buat tubuh manusia,” kata Tan.
Meski demikian , ahli gizi Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK Universitas Gadjah Mada Toto Sudargo menegaskan bahwa mengacu pada American Heart Association, batas kalori yang berasal dari lemak jenuh sebaiknya dikonsumsi sebanyak 6 persen dari kebutuhan lemak total atau sekitar 15-20 persen.
Maka, Toto menilai santan tetap baik dikonsumsi selama tidak berlebihan. Mengingat asam laurat ini memiliki sifat antimikroba dan anti inflamasi.
Meski demikian, sebaiknya tetap membatasi makanan bersantan karena jika berlebihan bisa berbahaya karena kandungan kalorinya tinggi.