Kata Psikolog soal Boikot Saipul Jamil: Yang Salah Sudah Dihukum

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jagat maya tengah dihebohkan dengan seruan netizen untuk memboikot pedangdut, Saipul Jamil. Hal ini bermula dari kebebasan pria yang akrab disapa Bang Ipul itu dari penjara pada 2 September 2021 lalu.

Netizen menganggap, penyambutan Bang Ipul setelah menjalani hukuman atas kasus pelecehan seksual terlalu berlebihan.

Hal ini diperparah dengan banjirnya job Bang Ipul di industri hiburan. Mereka menganggap, hal itu tak pantas didapatkan Saipul Jamil mengingat dirinya seorang mantan pidana kasus pelecehan seksual.

Fenomena ini pun menarik perhatian khususnya di mata psikologi. Dalam wawancara bersama tim Mata Indonesia News, Intan Erlita, seorang praktik psikolog pun buka suara.

Ia mengatakan ada baiknya netizen berhenti melakukan hal tersebut. Sebab, pelaku berhak menata hidup kembali dan mendapatkan kesempatan kedua.

“Ketika dia sudah keluar dan mendapatkan kesempatan kedua, kenapa kita harus bernegatif thinking. Dia sudah dihukum atas kesalahannya,” kata Intan, Jumat 3 September 2021.

Intan mengatakan kondisi mental korban memang perlu diperhatikan. Namun, dengan terus menggencar mantan pelaku, hal ini bisa saja membuat korban kembali teringat dan membuka luka lama.

“Bisa saja kondisi korban saat ini sudah move on, sudah menguburnya rapat-rapat. Namun karena pemberitaan ini korban bisa kembali teringat,” katanya.

Lebih lanjut, Intan menegaskan bahwa tak ada yang salah jika mantan narapidana pelecehan seksual kembali ke industri hiburan. Asalkan dia sudah mengakui kesalahan dan mendapat hukuman.

Intan juga mengatakan ada baiknya mantan pelaku kembali membangun image untuk dipercaya masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok Energi dan BBM Aman Selama Libur Tahun Baru 2025

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan distribusi energi tetap terjaga selama perayaan Natal...
- Advertisement -

Baca berita yang ini