MATA INDONESIA, WASHINGTON DC – Seorang wanita asal Amerika Serikat bernama Sheryl Pardo ini terpaksa traveling di tengah pandemi virus corona. Ia pergi menemui ibunya yang sakit.
Sheryl Pardo mengaku dirinya khawatir karena harus terbang saat ada pandemi Corona. Namun demi menjenguk ibunya yang tengah kritis dia merasa harus terbang untuk melihat ibu terakhir kalinya.
Dilansir USA Today, Pardo menggunakan maskapai American Airlines dari Washington DC ke Boston. Menariknya, saat melakukan penerbangan dengan maskapai tersebut, ia mendapat pengalaman berharga, karena jadi penumpang satu-satunya di pesawat.
Pardo pun mendapatkan layanan first class (kelas satu) dari pihak maskapai. Tak hanya itu, bak ratu di pesawat, Pardo pun dilayani oleh dua orang pramugari American Airlines, Jessica dan Dion.
Keduanya bahkan memastikan penerbangan yang ditempuh wanita tersebut pada 27 Maret lalu menjadi begitu istimewa.
“Kami memiliki Sheryl sebagai penumpang kami hari ini. Selamat menikmati layanan first class, mama! Semua awak kabin berteriak kepada Sheryl, satu-satunya penumpang di pesawat,” kata seorang pramugari, Jessica.
My story of visiting my mom during the pandemic made the news!https://t.co/BuNekpVW0E
— Sheryl Pardo (@spardova) April 1, 2020
Tak sampai di situ saja, ketika pesawat tengah mengudara di ketinggian, sang kapten memberikan pengumuman yang ditujukan hanya untuk Pardo seorang.
“Sheryl, kita sekarang berada di ketinggian lebih dari 10 ribu kaki,” ujar sang kapten.
Setelah melakukan penerbangan, Pardo dan pramugari juga sempat berfoto selfie bersama dengan tetap melakukan social distancing sesuai aturan yang ada.
Pardo akhirnya tiba di Boston dan bisa menghabiskan waktu bersama ibunya, yaitu Sandra Wilkins yang berusia sekitar 83 tahun dan menderita penyakit demensia. Namun, takdir berkata lain, keesokan paginya pada 28 Maret, sang ibu telah pergi meninggalkannya.
“Saya sangat ingin melihat ibuku untuk yang terakhir kalinya. Saya pikir di momen seperti ini, rasa sakit ketika kehilangan seorang ibu. Akan tetapi, kebaikan orang lain membantu kita untuk bisa melewati hal ini,” kata Pardo.
Pardo dan keluarganya juga merencanakan untuk datang kembali ke Boston guna memberikan penghormatan terakhir untuk ibu mereka saat musim panas nanti.
Dia kembali dari Boston dengan penerbangan yang sama pada pukul 22.30 waktu setempat, dan lagi-lagi ia menjadi satu-satunya penumpang di pesawat tersebut.