Jangan Lakukan Hal Ini Terhadap Sugar Glider Kamu Ya!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Memelihara hewan menjadi tren belakangan ini. Bahkan banyak masyarakat Indonesia menjadikan hewan sebagai sahabat, karena jenis, bentuk, warna, maupun ukurannya.

Misalnya sugar glider, bentuknya yang mungil menjadikan sugar glider sebagai hewan peliharaan baru di Indonesia. Sugar glider merupakan jenis hewan marsupial (mamalia berkantung). Hewan ini juga hidup nocturnal, yakni hewan yang cenderung aktif pada malam hari.

Nama sugar glider berasal dari kebiasaannya yang cenderung menyukai makanan manis. Sugar berarti gula dan glide berarti meluncur. Hewan ini terkenal dapat terbang dari satu tempat ke tempat lain.

Hal itu disebabkan karena sugar glider memiliki selaput tebal di antara kakinya yang menempel di bagian badan. Itulah yang difungsikan sebagai sayap dan digunakannya untuk meluncur berpindah tempat.

Kemudian ekornya yang panjang menjadi penyeimbang ketika meluncur. Akan tetapi ketika Anda memelihara sugar glider, Anda harus mengetahui hal apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam aturan memeliharanya.

Memelihara hewan peliharaan bukan sebatas memberi makan dan minum saja. Anda juga harus paham bagaimana merawat hewan tersebut.

Salah satu pecinta sugar glider, Rahmawati mengatakan, ketertarikannya memelihara sugar glider berawal dari tingkah hewan ini yang lucu dan menggemaskan. Ia mengatakan bahwa memelihara sugar glider membutuhkan kesabaran, dari mulai melatih skill sugar glider, memberi makan dan minum, membersihkan kandang serta perawatan yang dibutuhkan lainnya.

Memelihara sugar glider sebenarnya tidak begitu sulit. Tetapi, memang ada hal yang tidak diperbolehkan ketika Anda memelihara sugar glider, apa saja? Berikut penjelasannya:

  1. Tidak Boleh di Jemur

Sugar glider tidak boleh langsung terkena sinar matahari, sehingga apabila sesudah memandikannya sugar glider tidak perlu dijemur seperti hewan lain. Berbeda dengan hewan lain seperti kucing yang dibolehkan dijemur.

Sebaiknya, jika sugar glider sudah dimandikan cukup dikeringkan dengan handuk. Anda bahkan cukup membersihkannya dengan tissue basah non alkohol saja. Karena hal ini juga dapat berpengaruh pada bulu sugar glider tersebut.

  1. Jangan Memberi Makanan yang Bersifat Asam

Sugar glider merupakan hewan yang sangat menyukai makanan manis. Terlihat dari namanya ‘sugar’ yang berarti gula, dan gula bersifat manis. Sehingga Anda tidak boleh memberikan makanan yang rasanya asam kepada sugar glider karena Ia pasti tidak akan memakannya.

  1. Jangan Dimandikan Setiap Hari ya!

Seperti halnya kucing, sugar glider juga dapat membersihkan dirinya dengan cara menyisir dan menjilati tubuhnya. Maka dari itu sugar glider tidak perlu terlalu sering dimandikan.

Namun, noda dan kotoran yang menempel di bulu atau tubuh sugar glider tidak bisa dibersihkan oleh si sugar glider itu sendiri. Sugar glider juga memiliki aroma yang khas, sehingga ada baiknya bila Anda memandikannya. Tapi ingat ya, jangan terlalu sering.

  1. Jangan Gabungkan Sugar Glider Kecil dan Dewasa

Selain hal yang sudah disebutkan di atas, hal terakhir yang tidak diperbolehkan dalam memelihara sugar glider adalah tidak menggabungkan sugar glider kecil dengan sugar glider dewasa. Hal ini berkaitan dengan kesehatan sugar glider itu sendiri. Sugar glider yang sudah dewasa biasanya akan mengajak sugar glider kecil untuk berkelahi.

Oleh karena itu, hal ini sangat dilarang jika Anda memelihara sugar glider. Karena Sugar glider termasuk hewan yang cenderung mudah stres, kemudian apabila sugar glider stres akan membuat sistem kekebalan tubuhnya menurun dan menyebabkannya mudah sakit.

Nah, beberapa tips diatas sangat dianjurkan bagi Anda yang ingin atau sedang memelihara sugar glider. Agar hewan tersebut dapat hidup dengan layak dan terawat oleh pemiliknya.

Kini sugar glider sudah mudah ditemukan, bahkan banyak yang menjual keperluan sugar glider secara online. Selain itu sugar glider juga ada komunitasnya lho.

Reporter: Reygitha

 

1 KOMENTAR

  1. This product is my go-to solution for diabetes management. It’s an intelligent assistant that helps me stay proactive and achieve my health goals. click here to unlock the potential of modern diabetes technology!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Menuju Kemandirian: Indonesia Kian Dekat Wujudkan Swasembada Pangan Nasional

Oleh: Sirajudin Ahmad *) Indonesia memasuki fase penting dalam perjalanan panjang menuju swasembadapangan nasional. Pendorong utamanya adalah kombinasi faktor yang selamabertahun-tahun menjadi tantangan terbesar sektor pertanian: peningkatanproduktivitas, stabilitas stok, efisiensi kebijakan, dan keberhasilan intervensipemerintah di titik-titik paling krusial dalam rantai produksi. Tahun 2025 menjadimomentum ketika kerja berlapis dari pemerintah pusat dan daerah mulaimenunjukkan arah yang semakin terukur. Untuk pertama kalinya sejak Indonesia merdeka, stok beras pemerintah mampu bertahan pada kisaran 3,8 juta ton, danseluruhnya berasal dari produksi petani dalam negeri. Kondisi ini memperlihatkanbahwa agenda besar pemerintah dalam memperkuat kedaulatan pangan telahbergerak dari sekadar visi menuju capaian nyata yang dirasakan publik. Optimisme pemerintah terlihat jelas dari pernyataan Menteri Pertanian Andi AmranSulaiman yang menilai bahwa Indonesia sudah sangat dekat untuk mengumumkanstatus swasembada pangan. Amran tidak menyampaikan hal itu dalam ruangspekulatif, melainkan berdasarkan data teknis yang menunjukkan lonjakan produksipadi nasional sepanjang 2025. Perhitungan Kerangka Sampel Area BPS memperkirakan potensi gabah kering giling mencapai lebih dari 60 juta ton, meningkat lebih dari 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan tajam initerjadi terutama pada musim tanam awal tahun ketika sentra-sentra utama di Jawa, Sumatra, dan beberapa daerah lain melaporkan produktivitas jauh di atas rata-rata. Informasi teknis tersebut menjadi landasan kuat bagi pemerintah untukmenyimpulkan bahwa Indonesia tengah bergerak dari ketergantungan jangkapanjang pada impor beras menuju fase kemandirian produksi. Di sisi tata kelola stok, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menilai cadangan pemerintah yang mendekati empat juta ton merupakan fondasi paling penting bagi deklarasi swasembada yang ditargetkan akhir 2025. Ia melihat bahwakapasitas ini memberi jaminan stabilitas pasokan bagi publik, sekaligus menegaskanbahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan impor beras dapatdilaksanakan tanpa menimbulkan risiko kekurangan. Dengan cadangan sekuat itu, pemerintah memiliki ruang cukup untuk menjaga stabilitas harga melalui operasipasar, menahan gejolak akibat perubahan musim, dan memperkuat distribusi kewilayah yang selama ini paling rentan terhadap fluktuasi pasokan. Stok yang mampubertahan meski program bantuan pangan terus berjalan menandakan efektivitasintervensi pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara produksi, konsumsi, danstabilitas pasar. Produksi beras nasional juga menunjukkan tren yang sejalan dengan target swasembada. Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, memproyeksikan produksi beras 2025 mencapai hampir 35 juta ton, meningkat lebihdari 13 persen dari tahun lalu. Data ini memperjelas bahwa kenaikan stok bukansekadar hasil penyerapan yang agresif, tetapi benar-benar mencerminkanpeningkatan di hulu. Faktor-faktor penentu seperti perbaikan irigasi, distribusi pupukyang lebih tepat sasaran, penambahan alat dan mesin pertanian, serta percepatanpembukaan lahan baru terbukti memberi dampak langsung terhadap produktivitaspetani. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa instrumen kebijakan pemerintahbekerja secara simultan: memperkuat sisi produksi, meminimalkan potensikebocoran, dan memastikan ongkos produksi lebih efisien bagi petani. Meskipun capaian ini memberikan harapan besar, sejumlah pengamat mengingatkanbahwa swasembada pangan tidak hanya ditentukan oleh tingginya angka produksi. Stabilitas harga, kelancaran distribusi, dan ketahanan pangan di wilayah 3T tetapmenjadi faktor penting yang menentukan apakah status swasembada benar-benardirasakan masyarakat. Selain itu, ketergantungan pada impor beberapa bahan bakupertanian serta potensi gangguan iklim ekstrem tetap menjadi tantangan strukturalyang perlu dikelola serius. Namun, pemerintah tampak memahami bahwapencapaian swasembada bukanlah garis akhir, melainkan titik awal untukmemperkuat kemampuan bertahan dalam jangka panjang. Karena itu, penguatanlogistik pangan, modernisasi irigasi, dan pembentukan cadangan pangan daerahmenjadi agenda lanjutan yang terus ditekankan dalam berbagai rapat koordinasi. Pemerintah juga menunjukkan pemahaman bahwa produksi yang tinggi tidak akanmemberikan dampak optimal tanpa tata niaga yang sehat. Upaya digitalisasipertanian, penerapan subsidi pupuk yang lebih transparan, serta penggunaanperangkat prediksi cuaca dan pola tanam menjadi strategi untuk memastikan bahwaproduktivitas petani dapat dipertahankan secara konsisten. Selain itu, kolaborasiantara pemerintah pusat dan daerah semakin kuat, terutama dalam memetakansentra-sentra produksi yang dapat menjadi tumpuan tambahan ketika terjadipenurunan produksi di wilayah tertentu. Daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Aceh, dan Sumatera Selatan menjadi contoh bagaimanapenguatan infrastruktur pertanian dapat mengubah struktur produksi nasional secarasignifikan. Jika tren seperti ini berlanjut, Indonesia bukan hanya akan mengurangiketergantungan pada impor, tetapi juga memiliki kemampuan menjadi pemain yang lebih kuat dalam menjaga stabilitas harga pangan nasional. Lebih jauh, keberhasilanini memberi kepercayaan diri bahwa transformasi sistem pangan menujukemandirian bukanlah sesuatu yang utopis. Pemerintah menunjukkan bahwa dengankebijakan yang terarah, intervensi tepat sasaran, dan pemanfaatan teknologi yang progresif, Indonesia mampu mengubah struktur ketergantungan historis menjadipondasi kedaulatan pangan yang lebih kokoh. *) Pengamat Pertanian/Pegiat Tani Desa Maju
- Advertisement -

Baca berita yang ini