MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus penyimpangan seksual yang dilakukan ayah Taqy Malik, Masyardin Malik terhadap istri sirinya Marlina Octaria, tengah ramai diperbincangkan. Menurut penuturan sang istri, Masyardin memaksanya melakukan hubungan seksual yang menyimpang dan dilarang oleh agama Islam.
Ketidakuatan Marlina akan perlakuan tersebut menjadi alasannya melayangkan gugatan cerai kepada pria yang belum lama dinikahinya itu. Akibatnya, Marlina kini mengalami trauma yang mendalam selain dari organ vitalnya yang mengalami kerusakan.
Kasus Marina dan Masyardin hanyalah satu dari sekian banyak kasus penyimpangan seksual yang kerap terjadi belakangan ini. Penyimpangan seksual merupakan aktifitas seksual yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara yang tidak wajar.
Bentuk-bentuk dari penyimpangan seksual juga bermacam-macam. Berikut uraiannya:
- Homoseksual
Homoseksual adalah kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Pada penderita laki-laki disebut dengan guy dan pada penderita perempuan disebut lesbi.
- Sadisme
Sadisme adalah salah satu kelainan seksual di mana kepuasan seksual yang diperoleh harus melalui hubungan seksual dengan cara menyakiti atau menyiksa pasangan terlebih dahulu. Tindakan menyakiti ini dapat berupa rasa sakit fisik maupun psikologis.
- Masokisme
Masokisme merupakan kelainan seksual yang hampir mirip dengan sadisme. Namun pada penderita masokisme, seseorang memiliki kebutuhan untuk mengalami rasa sakit, baik fisik maupun psikologis dalam berhubungan seksual untuk memperoleh kepuasan seksual.
- Ekshibisionisme
Ekshibisionisme merupakan kelainan seksual di mana penderitanya akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Kepuasan seksual ini mereka peroleh apabila korban terkejut, jijik, dan merasa ketakutan.
- Voyeurisme
Voyeurisme merupakan kelainan seksual di mana penderitanya mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Kepuasan yang didapatkan dari penderita ini cukup hanya dengan kegiatan mengintip saja, penderita tidak akan melakukan tindakan lebih kepada korban.
- Fetishisme
Fethisisme salah satu penyimpangan seksual yang dilakukan dengan cara meminta pasangan untuk mengenakan benda-benda favoritnya saat berhubungan seksual untuk meraih kepuasan seksual.
- Pedophilia
Pedophilia adalah penyimpangan berupa orang dewasa yang suka melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur.
- Incest
Incest merupakan penyimpangan seksual berupa melakukan hubungan seksual dengan sesama anggota keluarga sendiri, seperti dengan ayah dan anak perempuan atau ibu dengan anak laki-laki.
- Necrophilia/Necrofil
Necrophilia adalah penyimpangan seksual berupa melakukan hubungan seksual dengan orang yang sudah menjadi mayat.
- Sodomi
Sodomi adalah penyimpangan seksual dimana penderitanya melakukan hubungan seksual melalui dubur.
- Gerontopilia
Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual di mana sang pelaku mencari kepuasan seksualnya kepada orang yang sudah berusia lanjut.
Penyebab dari terjadinya kelainan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut pakar Andrologi dan Seksologi, Wimpie Panghakila, seseorang dapat menderita penyimpangan seksual karena gangguan psikoseksual pada masa kecil, faktor biologis (kelainan otak dan genetik), faktor sosio kultural dan faktor lingkunan.
Gaya hidup permissive dan seks bebas juga menjadi salah satu penyebab penyimpangan seksual di masyarakat terus bertambah. Penyimpangan seksual yang kian marak di masyarakat merupakan fenomena sosial yang dapat berdampak buruk terhadap anak-anak dan para remaja yang sedang menginjak usia pubertas, bahkan dapat berdampak pula bagi orang tua dan kaum dewasa.
Hal ini dapat diatasi dengan melakukan beberapa langkah:
- Konseling dan psikoterapi, untuk membantu penderita mengontrol dorongan atau impuls seksual
- Pemberian obat-obatan, misalnya obat antidepresan dan obat antiandrogen untuk mengontrol hasrat seksual
- Terapi perilaku, untuk mengatasi pengatasi perilaku seks yang menyimpang.
Reporter: Sheila Permatasari